BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » Kampanye Jadi Ajang Bisnis Makelaran Massa

Kampanye Jadi Ajang Bisnis Makelaran Massa

Written By gusdurian on Selasa, 31 Maret 2009 | 11.30

Kampanye Jadi Ajang Bisnis Makelaran Massa
Ada yang mengaku dibayar Rp 25 ribu hingga Rp Rp 50 ribu.
SIDOARJO -- Musim kampanye bukan hanya musim panen bagi bisnis percetakan, sablon, perusahaan transportasi atau lainnya, melainkan juga musim panen bagi makelar massa.

Lihatlah kampanye terbuka yang digelar sejumlah partai politik di Jawa Timur. Mereka mati-matian mengerahkan massa sebanyak-banyaknya. Massa yang datang tentu bukan saja massa dari partai yang bersangkutan, melainkan lebih banyak massa bayaran.

Dengarlah pengakuan Danny Wijanarko, 26 tahun, salah satu orang yang ikut kampanye Partai Kebangkitan Bangsa di Gelora Delta Sidoarjo kemarin. Buruh yang sehari-hari bekerja di sebuah pabrik di Jawa Timur ini rela berpanas-panasan. Tak hanya itu, ia juga bersedia mengecat tubuhnya dengan warna hijau ala PKB. Itu ia lakukan lantaran mendapat imbalan Rp 200 ribu. "Lumayan ketimbang kerja cuma dapat Rp 15 ribu sehari," katanya kepada Tempo.

Begitu juga dengan Miftakhul Ulum, 16 tahun. Meski belum mempunyai hak mencontreng, ia juga rela mengecat wajahnya dan memakai rambut palsu mirip perempuan lantaran uang.

Kedua orang ini mengaku diorganisasi oleh tim sukses salah satu calon legislator atau pengurus partai tingkat ranting.

Solikhan, tim sukses salah satu calon legislator Dewan Perwakilan Rakyat, mengaku sengaja membawa massa untuk kampanye akbar PKB dari daerah Desa Ngelom, Kecamatan Taman. "Dana terbesar dari calon karena (pengurus) ranting hanya menerima Rp 500 ribu dari pengurus cabang," katanya tanpa mau menyebutkan berapa dana yang diterima.

Solikhan mengaku pernah mendapat tawaran dari partai lain untuk menyuplai massa seperti dari Partai Gerindra. Tapi, tawaran itu ditolak karena ia hanya menyediakan massa untuk PKB.

Sebaliknya, Slamet Purwanto, pemilik kartu anggota Partai Hanura, mengaku juga menjadi pendukung massa partai lain saat kampanye. Ia mengaku pernah terlibat dalam kampanye Pantai Amanat Nasional dan PKB. "Ditawari oleh pengurus ranting Desa Karang Bong," ujar warga Desa Karang Bong, Kecamatan Gedangan, yang ditemui saat mengenakan kaus PKB sambil menunjukkan kartu anggota Partai Hanura.

Ia mengaku mendapat Rp 25 ribu dari PAN dan Rp 20 ribu ketika mengikuti kampanye PKB. Uang itu, kata Slamet, diberikan seusai kampanye. Tak ayal, ia pun memiliki atribut dari ketiga partai itu.

Menjelang kampanye Partai Hanura pada 5 April mendatang di Sidaorjo, Slamet juga sudah diorder untuk mencari massa. "Saya akan cari orang yang menganggur dan bukan kader partai," katanya.

Slamet tak begitu peduli apakah massa itu nantinya juga akan mencontreng Partai Hanura atau tidak. "Yang penting kampanye ramai. Tidak masalah meskipun mereka sekadar ikut-ikutan," katanya.

Pengakuan makelaran massa ini juga diungkapkan oleh mantan aktivis mahasiswa 1998, Taufik. Di musim kampanye seperti ini, ia mengaku kerap mendapat tawaran dari sejumlah partai politik untuk menghimpun massa. Untuk satu kali acara, ia mengaku mematok tarif Rp 10 juta hingga 15 juta. Dana sebesar ini, kata dia, biasa dibagikan kepada massa yang mengikuti acara ini. "Untuk uang makan atau rokok," ujarnya.

Menurut dia, biasanya massa akan mendapat jatah Rp 25 ribu hingga Rp 50 ribu per orang.yekthi hm | anang z



http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/03/30/Berita_Utama_-_Jatim/krn.20090330.160902.id.html
Share this article :

0 komentar: