JUSUF KALLA
MURI sempat mencalonkan Jusuf Kalla untuk rekor Wakil Presiden RI paling berkuasa.Namun, pencalonan itu terbentur makna istilah rekor yang hakiki,yakni sesuatu yang bisa diukur. Padahal, kekuasaan tergolong mustahil diukur.
Akibat tidak bisa diukur, sulit membuktikan bahwa Jusuf Kalla lebih berkuasa ketimbang Hamzah Haz, Megawati Soekarnoputri,BJ Habibie, Try Sutrisno, Soedharmono, Umar Wirahadikusumah, Adam Malik, Hamengku Buwono IX, terutama Mohammad Hatta.Apalagi secara konstitusional, kekuasaan seorang wakil presiden sudah resmi ditetapkan,dibakukan,bahkan dibatasi.
Apabila kadar lebih atau kurangnya kekuasaan seorang wakil presiden RI memang dipaksakan untuk dinilai,terpaksa sekadar terkait persepsi sikap dan perilaku pihak yang kebetulan sedang menjabat wakil presiden. Padahal, sikap dan perilaku termasuk perihal yang sulit diukur baku.
Karena itu, terpaksa pencalonan rekor Muri dalam bidang kekuasaan wakil presiden gugur dengan sendirinya. Namun lain Muri,lain Lee Kuan Yew.Pada medio Juli 2007, mantan Perdana Menteri (PM) Singapura yang sebenarnya de facto lebih berkuasa ketimbang PM Singapura kapan pun, Lee Kuan Yew, datang menemui Jusuf Kalla di Istana Wakil Presiden RI.
Setelah asyik ngobrol bersama Jusuf Kalla lebih dari satu jam, pada acara jumpa pers, Lee berkata ”Dia (Jusuf Kalla) memahami ekonomi. Dia memahami bagaimana lapangan kerja bisa diciptakan. Dia juga memahami kekuatan Indonesia. Tetapi dia hanya Wakil Presiden”.
Pada prinsipnya, komentar itu sekilas terkesan memuji Kalla.Namun, imbuhan di ujung akhir komentar ”Tetapi dia hanya wakil presiden” potensial memancing berbagai tanda tanya.Seorang pemimpin kelas dunia berdaya-diplomasi extraordinary sekelas Lee Kuan Yew tentu tidak akan gegabah menggunakan istilah tetapi sambil memberi nilai hanya terhadap seorang wakil presiden, apalagi Wakil Presiden RI.
Kata tetapi jelas memberi aksentuasi dan makna tersendiri terhadap apa yang terlebih dahulu diucapkan, dan secara inti semantik, lazimnya justru bertentangan dengan makna terdahulu. Dan, jabatan wakil presiden bukan jabatan yang layak dinilai sebagai hanya, sebab jabatan wakil presiden apalagi di negara sebesar Indonesia, jauh lebih terhormat ketimbang misalnya wakil ketua rukun warga, bahkan wakil presiden Singapura (kalau ada).
Pasti katakata tetapi dan hanya itu digunakan bukan asal bunyi, apalagi mengingat rekam jejak ayah PM Singapura masa kini itu tersohor dengan kalimat-kalimat terselubung yang berulang kali memicu amarah Malaysia terhadap Singapura. Kata-kata Lee Kuan Yew sejak zaman dahulu memang selalu bersayap, sehingga rawan ditafsirkan ke berbagai penjuru.
Bisa saja komentar Lee dianggap harmless sekadar asal bunyi tata krama diplomasi demi memberi bahan berita bagi para wartawan setempat. Bisa saja ditafsirkan bahwa Lee anggota Jusuf-Kalla Fans Club yang mengagumi kinerja ekonomi Wakil Presiden RI, yang memang seorang pengusaha sukses asal Sulawesi.
Tetapi mereka yang sinis, negative thinking, penggemar konflik, bisa saja provokasi bahwa mantan PM Singapura yang memang sering sinis dan jahil lidah itu menyayangkan kenapa Jusuf Kalla kok hanya seorang wakil presiden! Andaikata bukan hanya wakil presiden, tetapi presiden, maka pasti bisa lebih berbuat banyak untuk ekonomi Indonesia,apalagi akibat memahami kekuatan Indonesia.
Tetapi di sisi lain lagi, karena tafsir politis memang bisa dirajalelakan secara tanpa batas, bisa saja good news yang ditafsirkan menjadi bad news itu ditafsirkan kembali menjadi good news (bagi bukan pendukung Kalla) bahwa semua komentar Lee Kuan Yew itu tidak perlu dianggap serius sebab cuma komentar seorang manula mulai pikun.
Tetapi terlepas apa omongan tua bangka,pikun,atau muda belia waras atau siapa pun, gagasan obsesif Kalla untuk mengalihkan penggunaan minyak tanah ke gas bumi bagi rakyat Indonesia memang brilian.
Dan tidak bisa diingkari, Jusuf Kalla memang seorang putra Bugis yang telah membuktikan kemampuan dalam bisnis sebagai pengusaha nasional sukses, maupun kemampuan dalam bidang politik sebagai ketua umum salah satu parpol terbesar di Indonesia, di samping seorang wakil presiden yang aktif berperan dalam kepemerintahan negara dan bangsa Indonesia.(*)
JAYA SUPRANA
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/224729/38/
JUSUF KALLA
Written By gusdurian on Minggu, 29 Maret 2009 | 10.52
Related Games
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar