MUI Perlu Mengeluarkan Fatwa Tentang Multikulturalisme
Setelah istilah pluralisme agama banyak ditolak kalangan Muslim. Kini, ia
berobah bentu menjadi multikulturalisme
Hidayatullah. com--Setelah MUI mengeluarkan fatwa haramnya Sekulerisme,
Pluralisme dan Liberalisme, Ketua DDII Adian Husaini menyarankan MUI agar
mengeluarkan fatwa tentang multikulturalisme.
"Paham ini sekarang masuk ke pesanren-pesantren dan perguruan-perguruan
tinggi sebagai ganti paham pluralisme yang telah diharamkan MUI,"jelas Adian dalam ceramahnya di depan 300 pimpinan pondok pesantren se Indonesia kemarin(12/2) di Jakarta.
Adian memaparkan bahwa buku-buku berpaham multikultutalisme atau pluralisme
telah memasuki beberapa pesantren dengan dukungan beberapa LSM Amerika
seperti The Asia Foundation dan Ford Foundation.
"Buku-buku itu bila kita kaji, jelas merusak aqidah dan perlu dicegah agar
tidak mengacaukan pemikiran Islam para santri,"tegasnya. Adian juga
menceritakan bagaimana tentang usaha keras para pimpinan Pondok Pesantren
Ponorogo untuk membersihkan beberapa pengajarnya yang telah kena virus
liberal. Menurutnya, perlu usaha yang sungguh-sungguh dari para kiyai di
pesantren, untuk mencegah paham syirik pluralisme atau multikulturalisme ini agar para santri tidak lemah semangat iman dan Islamnya.
"Sekarang kan terjadi orang yang belajar atau mengambil jurusan syariah,
malah yang paling nggak semangat untuk menerapkan syariah. Ini kan berarti
para ustadz atau pengajarnya sendiri keliru dalam memahami syariah. Karena
para pengajarnya sendiri telah kena virus liberal, maka ia menularkan hal
itu kepada muridnya."
Wakil Ketua Komisi Kerukunan Umat Beragama MUI ini mengingatkan akan
seriusnya para intelektual- intelektual Barat untuk mempengaruhi
pemikiran-pemikiran para kiyai atau santri, lewat beasiswa-beasiswa,
bantuan-bantuan teknologi, buku-buku dan lain-lain.
Adian mengingatkan mungkin banyak yang tidak menyadari bahwa sejak beberapa
puluh tahun lalu, telah dilakukan proses liberalisasi pendidikan Islam
secara sistematis melalui sistem perubahan metode studi Islam di Perguruan
Tinggi. Salah satunya adalah pengiriman dosen secara besar-besaran untuk
belajar Islam di pusat-pusat studi Islam di Barat.
"Hasilnya kini para alumni studi Islam di negara-negara Barat telah berhasil menancapkan kukunya di perguruan-perguruan tinggi Islam di Indonesia. Secara sistematis metode studi Islam telah diubah mengikuti system dan paradigma Barat, dengan dalih menerapkan metode "Objektif Ilmiah".
Hasilnya tidak sedikit yang belajar Islam kemudian menjadi bingung dan ragu-ragu terhadap Islam. Bahkan banyak sarjana yang terang-terangan menghujat Islam,"jelasnya.
Dalam acara itu Adian juga menyoroti tentang survei penelitian PPIM UIN
(Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat UIN) Ciputat, Jakarta. Dimana dalam
penelitian itu, Direktur PPIM UIN Jakarta, Dr Jajat Burhanudin mengatakan
bahwa survei dilakukan terhadap 500 guru di 500 SMA/SMK di Jawa selama kurun Oktober 2008.
Hasilnya di antaranya,"Sebagian besar guru-guru agama Islam di
sekolah negeri dan swasta di Jawa menentang Pluralisme, cenderung ke arah
radikalisme dan konservatisme. " (situs www.thejakartapost. com).
"Itulah hasil survei PPIM UIN Jakarta terhadap pemikiran para guru agama.
Hasil survei itu digunakan untuk proyek agar nanti guru-guru agama tidak
menentang pluralisme.
Ini sejalan dengan politik luar negeri AS dan
sekutu-sekutunya, dimana proyek liberalisasi pendidikan Islam ini
mendapatkan kucuran dana yang luar biasa besarnya," papar cendekiawan Islam
yang dikenal produktif menulis buku ini.
Seperti diketahui, pada 16 Oktober 2003, Menhan AS Donald Rumsfeld menyatakan : "AS perlu menciptakan lembaga donor untuk mengubah kurikulum pendidikan Islam yang radikal menjadi moderat. Lembaga pendidikan Islam bisa lebih cepat menumbuhkan teroris baru, lebih cepat dibandingkan kemampuan AS untuk menangkap atau membunuh mreka."
[nh/www.hidayatulla h.com]
MUI Perlu Mengeluarkan Fatwa Tentang Multikulturalisme
Written By gusdurian on Senin, 16 Februari 2009 | 11.43
Related Games
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)


0 komentar:
Posting Komentar