Chavez Bongkar Rencana Kudeta
Kudeta terjadi menjelang referendum konstitusi, yang akan memperpanjang masa kepresidenan Chavez.
CARACAS -- Presiden Venezuela Hugo Chavez kemarin mengumumkan bahwa sekelompok tentara berencana mengkudeta dirinya, tapi mengklaim bahwa pemerintah telah menguasai keadaan.
Chavez, yang menuduh kelompok oposisi berusaha menggulingkannya dari pemerintahan sejak dia lolos dari kudeta militer pada 2002, mengatakan badan intelijen negeri itu telah membongkar rencana penyusupan ke istana presiden.
"Kami telah menahan beberapa tentara yang masih aktif bertugas, yang memiliki kontak dengan seorang tentara yang sedang melarikan diri ke Amerika Serikat, yang dilindungi pemerintah Amerika Serikat, yang mengirim pesan soal apa yang disebut 'operasi kemerdekaan'," kata Chavez dalam wawancara di televisi pemerintah pada Rabu lalu waktu setempat.
"Mereka mencoba menyusup ke Istana Presiden Miraflores, mengirim pesan-pesan kepada unit-unit militer yang berlokasi di beberapa negara yang diperintah pihak oposisi," kata Chavez tanpa mengatakan berapa banyak tentara yang ditahan.
Tentara karier berusia 54 tahun itu mengatakan beberapa perwira militer yang menerima pesan-pesan persekongkolan itu dan tidak melaporkannya segera ke atasan mereka telah diinterogasi dan ditahan.
"Kami juga menyita persenjataan perang: peluncur roket, granat, dan peledak C4," kata Chavez.
Persenjataan itu diperoleh dalam penggerebekan di Valencia, 100 kilometer ke arah selatan Caracas, dan daerah-daerah lain di bagian barat Venezuela.
Tapi pemimpin Venezuela selama 10 tahun lebih itu mengklaim bahwa pemerintah telah mengendalikan keadaan. "Negeri ini harus tetap tenang. Negeri ini memiliki pemerintahan yang waspada dan pelindung yang baik yang mampu menghentikan kekejian ini," kata dia.
Chavez sendiri sebenarnya pernah berusaha melakukan kudeta militer terhadap Presiden Venezuela Carlos Andres Perez pada 1992 tapi gagal. Dia kemudian dipenjara selama dua tahun dan keluar setelah diampuni Presiden Rafael Caldera, pengganti Perez, pada 1994.
Chavez memperingatkan orang-orang yang berusaha menggalang pemberontakan militer itu menghentikan usahanya, karena pemerintah akan menanggapinya dengan sangat tegas. "Mereka akan menyesalinya," kata dia.
Presiden yang anti-Amerika Serikat itu sering menuduh Washington bersekongkol untuk menggulingkannya, terutama sejak September tahun lalu, ketika Chavez menyalahkan pemerintah dan media Amerika Serikat menyokong usaha pembunuhan terhadapnya oleh tentara aktif dan purnawirawan Venezuela. Menurut Kementerian Pertahanan Venezuela, beberapa orang ditahan kala itu.
Usaha kudeta kali ini terjadi beberapa hari menjelang referendum konstitusi pada Minggu nanti. Lewat referendum ini, Chavez ingin memperpanjang masa kepresidenan dan semua jabatan melalui pemilihan publik.
Referendum ini memutuskan soal penghapusan aturan yang melarang Chavez untuk dipilih kembali sebagai presiden. Bila amendemen konstitusi ini, yang diperjuangkannya sejak 2007, disetujui, Chavez dapat maju kembali untuk jabatan presiden periode ketiga hingga 2013.
Sebuah jajak pendapat yang dilakukan Datanalisis, lembaga survei di Caracas, menunjukkan bahwa sikap warga Venezuela terbelah secara seimbang soal rencana amendemen itu. Jajak pendapat terhadap 1.300 orang pada Januari lalu menunjukkan 51,5 persen mendukung amendemen dan 48,1 persen menentang.
Gerakan penentangan terhadap Chavez terus bergulir di negeri itu. Agustus tahun lalu, misalnya, 1.000 warga berunjuk rasa menentang kebijakan-kebijakan Chavez, termasuk pelarangan terhadap 272 politikus oposisi untuk maju sebagai calon legislator.
Para demonstran juga memprotes 26 dekrit yang dikeluarkan Chavez sesaat sebelum masa kekuasaan legislatif khusus---yang mengizinkannya membuat undang-undang tanpa persetujuan parlemen---kedaluwarsa. AFP | AP | BLOOMBERG | KURNIAWAN
Ingin Terus Berkuasa
Warga Venezuela akan memberi suara dalam referendum soal rencana Hugo Chavez mengubah masa jabatan kepresidenan, yang memungkinkan Chavez memegang kursi kepresidenan selama mungkin sepanjang dia menang dalam pemilihan umum. Chavez telah berkuasa selama 10 tahun dan mengaku ingin memimpin negara pengekspor minyak di Amerika Selatan itu sekurang-kurangnya satu dekade lagi.
BEBERAPA PERISTIWA PENTING
1998: Chavez terpilih sebagai presiden dengan 56 persen suara dan dilantik pada Februari.
1999-2001: Menggalang dukungan dari opini publik untuk meloloskan konstitusi baru yang memperkuat kekuasaan eksekutif.
2002-2003: Setelah berbulan-bulan dilanda unjuk rasa, Chavez lolos dari kudeta militer dan mogok nasional selama dua bulan yang mengguncang industri minyak.
2003: Memulai kampanye sosial besar-besaran dengan memberikan pendidikan, kesehatan, serta makan murah untuk mayoritas rakyat miskin.
2004: Menang dengan 58 persen suara melawan oposisi dalam referendum peninjauan konstitusi.
2005: Menandatangani dekrit reformasi tanah untuk mengurangi pemilikan tanah yang luas.
2006: Terpilih kembali sebagai presiden untuk ketiga kalinya dengan 63 persen suara.
2007: Mengumumkan nasionalisasi sektor listrik dan telekomunikasi. Tapi dia kalah dalam referendum pertama soal perpanjangan masa jabatan kepresidenan.
2008: Menandatangani kerja sama minyak dan gas dengan Rusia dan membahas pengembangan program nuklir sipil.
2009, 15 Februari : Referendum kedua soal penghapusan aturan yang melarang Chavez untuk dipilih kembali sebagai presiden.
http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/02/13/Internasional/krn.20090213.156614.id.html
Chavez Bongkar Rencana Kudeta
Written By gusdurian on Jumat, 13 Februari 2009 | 11.18
Related Games
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)


0 komentar:
Posting Komentar