BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » Tetap Wasit Walau Belum Berduit

Tetap Wasit Walau Belum Berduit

Written By gusdurian on Selasa, 20 Januari 2009 | 11.53

Tetap Wasit Walau Belum Berduit
HAJATAN itu berlangsung pada Kamis pekan lalu di bekas gedung Perserikatan Bangsa-Bangsa. Lokasinya di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat. Acara ditandai dengan pembukaan papan nama oleh Menteri Dalam Negeri Mardiyanto.

Lima orang yang menjadi pengundang tampak semringah ketika kain terbuka. Sebuah papan nama dengan tulisan "Bawaslu RI”.

Bagi sang pengundang, acara ini amat penting. Pengundang adalah anggota Badan Pengawas Pemilu, lembaga permanen, wasit pada pemilihan umum nanti. Lembaga ini terdiri atas Ketua Nur Hidayat Sardini dan anggota Agustiani Tio Fridelina Sitorus, Wahida Suaib, Bambang Eka Cahya Widodo, serta Wirdyaningsih.

Mereka tak punya kantor tetap selama hampir sepuluh bulan. Empat bulan sejak dilantik, mereka menempati dua ruangan kantor Komisi Pemilihan Umum. Mereka lalu pindah ke Gedung Joang 45, Menteng. "Kami sulit meminta gedung pemerintah karena dianggap lembaga ad hoc," kata Agustiani Tio.

Peresmian oleh Mardiyanto mengakhiri masalah kantor ini. Namun, tak hanya soal kantor, Badan Pengawas masih punya persoalan lain. Masalah terberatnya, fasilitas dan dana yang minim. Ketiadaan dana ditutup dengan duit sendiri. Padahal, kata Tio, sepuluh bulan ini ia belum menerima uang kehormatan. Presiden belum menerbitkan peraturan uang kehormatan. Namun, Tio enggan memerinci besar duit yang dikeluarkan.

Tugas mereka pun masih menumpuk. Salah satunya, pembentukan pengawas hingga ke tingkat desa. Pengawas belum bisa dilantik. Lagi-lagi persoalannya, kata Nur Hidayat, "Anggaran belum cair."

Meski lembaga ini dililit masalah, pemerhati dari Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat memuji kinerjanya. Jeirry Sumampow, koordinator nasional organisasi ini, mencontohkan, pemecatan empat anggota Komisi Pemilihan di daerah karena melanggar etika. “Perjuangan melalui Dewan Kehormatan cukup baik,” kata Jeirry.

Namun, Jeirry mengkritik lemahnya pengawasan di daerah dalam kampanye. Meski banyak persoalan, Wirdyaningsih optimistis kinerjanya meningkat. Kantor baru diharapkan lembaganya mudah menerima aduan masyarakat. “Semua laporan pasti kami kaji,” kata dia. PRAMONO



http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/01/20/Nasional/krn.20090120.154362.id.html
Share this article :

0 komentar: