BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » TAJUK, Bankir Syariah Jangan Terlalu Percaya Diri

TAJUK, Bankir Syariah Jangan Terlalu Percaya Diri

Written By gusdurian on Selasa, 27 Januari 2009 | 09.59

BILA tak ada aral melintang, tahun ini bakal hadir sembilan bank syariah baru.Namun,penambahan itu tidak serta-merta bisa mendongkrak pangsa pasar perbankan syariah hingga menembus 5%.


Kinerja bank syariah yang relatif kebal terhadap krisis finansial sejak tahun lalu sepertinya memicu adrenalin para investor untuk menggelontorkan dananya. Meski terantuk berbagai regulasi, laju pertumbuhan bank syariah di Indonesia termasuk cukup kencang.Kehadiran bank-bank syariah di Indonesia melalui berbagai proses,mulai dari akuisisi hingga konversi dari unit usaha syariah bank konvensional menjadi bank syariah yang dikelola secara terpisah. Lalu, bagaimana peruntungan bank syariah tahun ini? Apakah bisa mengulang perolehan laba tahun lalu yang mencorong mengalahkan tahun sebelumnya?

Berdasarkan prediksi beberapa pengamat ekonomi, pertumbuhan aset perbankan syariah akan melambat tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya. Dari data statistik perbankan syariah versi Bank Indonesia (BI), terungkap total aset bank syariah hingga November 2008 tercatat Rp47,18 triliun, sedangkan tahun 2007 total aset bank syariah baru Rp36,53 triliun. Tahun ini, pertumbuhan aset perbankan syariah paling optimistis 25%. Hal itu tak terlepas dari kondisi perekonomian global yang masih gonjang-ganjing dan turut menyeret situasi perekonomian nasional.

Namun, masih ada peluang untuk melambungkan pertumbuhan aset perbankan syariah bila sejumlah bank konvensional betul-betul merealisasi rencana pembukaan bank umum syariah tahun ini. Peluang lain yang bisa mendongkrak pertumbuhan perbankan syariah adalah tren suku bunga perbankan konvensional. Diperkirakan suku bunga perbankan konvensional akan semakin rendah tahun ini mengikuti suku bunga acuan BI (BI Rate) yang kini telah berada di level 8,75%.

Artinya, kinerja perbankan syariah bakal lebih baik. Jadi para pelaku perbankan syariah tak perlu berkecil hati menghadapi tantangan tahun ini yang lebih keras dari tahun sebelumnya karena dampak krisis finansial dunia. Selain itu,kabarnya sejumlah calon investor dari Timur Tengah menyatakan minat serius untuk menanamkan modal di perbankan syariah.Hanya saja, calon investor tersebut kebanyakan mengincar bank syariah besar dan sudah jadi.

Terlepas dari permintaan investor Timur Tengah yang sepertinya sulit untuk diakomodasi itu, tak ada salahnya pemerintah dan otoritas perbankan menyikapi serius tawaran tersebut. Kita harus belajar dari keterlambatan penerbitan Undang-Undang (UU) Surat Berharga Sukuk Negara (SBSN).Karena berlarut-larut tak kunjung selesai pada saat itu, investor Timur Tengah justru lari menginvestasikan dana dalam jumlah besar ke negeri jiran, Malaysia dan Singapura.

Untuk meraba perkembangan perbankan syariah tahun ini, tak ada salahnya mengintip tiga skenario yang telah disusun BI.Pertama, skenario pesimistis, yaitu pertumbuhan berlangsung secara organik yang diproyeksikan sebesar 25% dengan total aset Rp57 triliun, didasarkan pada kondisi perlambatan makroekonomi akibat krisis finansial global. Kedua, skenario moderat, yaitu pertumbuhan perbankan syariah diprediksi menembus 37% dengan aset Rp68 triliun.

Ada beberapa indicator yang sejalan dengan scenario itu, yakni bila proses konversi beberapa unit usaha syariah menjadi bank umum syariah terlaksana. Momentum krisis ekonomi global akan meningkatkan preferensi perbankan syariah karena banyak masyarakat yang paham keunggulan system perbankan tersebut.Ketiga,scenario optimistis.Pada skenario ini BI memproyeksikan pertumbuhan perbankan syariah mencapai 75% dengan total aset sekitar Rp87 triliun.

Proyeksi ini didasarkan pada beberapa indikator, di antaranya UU Perbankan Syariah & UU SBSN mendapat dukungan dari amendemen UU Perpajakan sebagai kepastian hukum dan berhasil mendorong peningkatan kapasitas bank-bank syariah melalui peran investor asing.

Meski perbankan syariah relatif lebih kebal menghadapi krisis finansial global, hendaknya para pelaku perbankan syariah tetap berhati-hati, sebab beberapa sektor ekonomi akan mengalami situasi lebih buruk. Intinya, jangan terlalu percaya diri karena masih banyak celah yang bisa menyeret perbankan syariah.(*)

''
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/208198/
Share this article :

0 komentar: