BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » Menjadi Ayah Setelah 111 Tahun

Menjadi Ayah Setelah 111 Tahun

Written By gusdurian on Kamis, 29 Januari 2009 | 11.36

Menjadi Ayah Setelah 111 Tahun
Cangkok kepribadian setelah operasi pengangkatan kanker ganas di alat kelamin.
WELLINGTON -- Henry, tuatara dari Invercargill, kota di ujung selatan Selandia Baru, akhirnya menjadi ayah di usianya yang ke-111. Reptil renta yang dulu terkenal agresif dan senang menyerang sesamanya itu kini malah hidup harmonis berpoligami dan memiliki 11 ekor anak hanya dalam empat hari.

Selama 40 tahun dalam penangkaran di Southland Museum & Art Gallery, Henry memang terkenal dengan reputasinya yang tak tertarik sama sekali pada seks. Reputasi itu luntur setelah sebuah kanker ganas diangkat dari alat kelaminnya lewat sebuah operasi pada 2002. Saat itu usianya 105 tahun.

Henry mengawini Mildred, tuatara yang berusia 31 tahun lebih muda, Maret lalu. Mildred sebenarnya menghasilkan 12 telur, tapi satu di antaranya gagal menetas. "Kesebelas bayi tuatara ini adalah ujung dari sebuah kisah asmara yang sempurna," kata Lindsay Hazley, kurator di museum.

Setelah mengasuhnya selama 36 tahun, Hazley memang orang yang paling bergembira atas kelahiran bayi-bayi reptil mirip kadal purba itu. Selama 223 hari proses pengeraman telur-telur tersebut, Hazley bak ayah yang cemas menanti kelahiran putra pertamanya sendiri. "Saya sudah menangani banyak telur, tapi kali ini sangat istimewa karena mereka adalah keturunan Henry," katanya.

Setelah naik ke meja operasi, Henry, yang berbobot 1,2 kilogram dan sepanjang 60 sentimeter, memang seperti mengalami pencangkokan kepribadian yang besar. Ia yang biasanya harus dikurung dalam kandang isolasi demi keselamatan tuatara yang lain kini malah tinggal bersama tiga betina sekaligus.

Pada tahun ini pula Hazley bisa mengharapkan kelahiran anak-anak Henry lainnya karena kali ini Henry sedang getol-getolnya mendekati kekasihnya yang lain, Lucy. Pertanyaannya sekarang, apakah proses operasi tujuh tahun lalu juga bisa membuat Henry menjadi ayah yang baik, karena tuatara dikenal memangsa segala sesuatu yang kecil dan hidup?

Sementara itu, Hazley, dibantu staf lainnya, memang langsung memisahkan bayi-bayi tuatara tersebut dari Henry dan lainnya. Mereka tidak berani ambil risiko. "Kalau ia melihat dan berada cukup dekat, bayi-bayi itu bisa ditelannya sebagai santapan siang," ujarnya.

Tuatara adalah jenis reptil langka. Ia menjadi satu-satunya spesies yang masih hidup dalam ordo Sphenodontia, ordo yang berakar dari masa dinosaurus, lebih dari 200 juta tahun lalu.

Sebuah proses pergerakan lempeng bumi yang memecah benua raya Gondwana 192-160 juta tahun lalu, yang kemudian disusul dengan kenaikan muka air laut sejak ribuan tahun lalu, membuat jenis reptil ini terisolasi di beberapa pulau kecil di kawasan yang sekarang bernama Selandia Baru.

Kondisi terisolasi memang membuat proses evolusinya amat lambat--sehingga tuatara juga dikenal sebagai fosil hidup--tapi kondisi itu pula yang boleh dibilang menyelamatkannya sampai sekarang, termasuk dari ancaman manusia. Saudara terakhir tuatara satu ordo sudah punah sekitar 60 juta tahun lalu.

Spesimen tuatara dikenali pertama kali oleh A. Gunther dari British Museum, London, pada 1867. Meski mirip, Gunther saat itu sudah menyatakan bahwa spesimen itu bukan kadal karena perbedaan pada beberapa fitur rangka tubuh dan bentuk kepala. "Si kepala paruh," begitu Gunther dulu menyebutnya.

Secara keseluruhan, Southland Museum "mengasuh" 72 ekor tuatara. Pejantan seperti Henry diharapkan bisa membantu program pelestarian tuatara yang populasinya di habitat liar tersisa sekitar 50 ribu ekor. Jumlah itu terbatas di daerah-daerah suaka yang memang sudah dibebaskan dari predator alaminya, seperti beberapa jenis ular. WURAGIL | AFP | AP | BBC | SOUTHLANDMUSEUM

KLASIFIKASI ILMIAH

Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Sauropsida
Ordo: Sphenodontia
Keluarga: Sphenodontidae
Genus: Sphenodon
Spesies: guntheri, punctatus

TUATARA

Meski terkesan keras dan kasar, tuatara terasa dingin dan lembut ketika disentuh. Begitu juga duri yang berbaris di puncak tubuhnya yang terbuat dari keratin--bahan yang sama dengan bahan penyusun kuku dan bulu. Kaki-kakinya tidak berjalu, tapi cakarnya sudah cukup tajam untuk menggali lubang dalam tanah buat ia berdiam.

Matahari adalah teman dekatnya. Selain untuk menjaga agar kisaran suhu tubuhnya nyaman, radiasi ultraviolet dari matahari mereka butuhkan untuk memproduksi vitamin D. Vitamin ini penting untuk pembentukan kalsium yang penting demi kualitas tulang dan telur yang prima.

Itu sebabnya hewan nokturnal yang bisa diam di tempat selama berjam-jam ini bak turis di pantai-pantai Pulau Bali: gemar berjemur di bawah sinar matahari.

MATA KETIGA
Di bagian atas tulang tengkoraknya ada lubang yang berperan sebagai mata ketiga. Lubang ini adalah organ yang kompleks karena juga memiliki retina dan lensa. Ketika tuatara baru menetas sampai berusia 6 bulan, lubang ini kadang bisa terlihat menembus kulit. Mata ketiga ini diduga berperan seperti kelenjar pineal yang bisa mendeteksi perubahan-perubahan musiman dengan meraba panjang malam dan siang hari.

GIGI
Gigi gergaji di tulang rahangnya--dua baris di rahang atas--sangat tajam. Gigitannya kuat dan bisa mencengkeram untuk waktu yang sangat lama.

KULIT
Tuatara juga memiliki ritual ganti kulit seperti halnya bangsa ular. Tuatara melakukannya sampai dua kali setahun.

DIMORFISME
Tuatara jantan bisa dibedakan dengan yang betina lewat ukuran tubuhnya. Tuatara jantan dua kali lebih besar dan bobotnya bisa sampai 1 kilogram. Kebanyakan yang pejantan juga memiliki jambul lebih besar.

PERTUMBUHAN
Meski usianya diperkirakan bisa menembus kisaran 150-250 tahun, tuatara sebenarnya sudah matang secara seksual pada usia 20 tahun. Itu untuk yang hidup di habitat liar. Tuatara dalam penangkaran bisa matang lebih dini lagi, yakni 13 tahun.

Untuk ukuran tubuh yang maksimal, tuatara jantan mencapainya pada usia 50-60 tahun. Sedangkan pertumbuhan badan tuatara betina sudah akan mentok pada usia 20-30 tahun.

Sama seperti kadal, tuatara diberi kelebihan bisa menumbuhkan kembali ekornya yang putus. Cuma, hasilnya tidak akan sempurna alias bantet.

TAK ADA PENISv Tidak seperti kadal, tapi mirip unggas, tuatara tidak memiliki organ khusus untuk kopulasi alias bersetubuh. Untuk urusan yang satu ini, mereka menggunakan kloaka atau dubur--sama seperti unggas.

TELUR
Telur tuatara terbuat dari jaringan yang sangat lembut, minim kalsium, dan bisa berkembang hingga 400 persen dari ukurannya ketika pertama kali keluar yang hanya 4-7 gram. Dari studi-studi yang sudah dilakukan, penentuan jenis kelamin jabang bayi tuatara dalam telur ditentukan oleh suhu.

INVERCARGILL



http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/01/29/Ilmu_dan_Teknologi/krn.20090129.155101.id.html
Share this article :

0 komentar: