BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » Diundang Obama,Lia Soetoro Bawa Boneka Kenangan

Diundang Obama,Lia Soetoro Bawa Boneka Kenangan

Written By gusdurian on Jumat, 09 Januari 2009 | 11.41

Diundang Obama,Lia Soetoro Bawa Boneka Kenangan


KAKAK ANGKAT: Lia Soetoro (kanan) didampingi suaminya, Ibnu Sobah, saat ditemui SINDO di Jakarta kemarin. Lia terkejut mendapat undangan langsung dari Obama.
TERKEJUT, haru, sedih,dan bangga. Perasaan itu kini berkecamuk dalam benak Lia Soetoro, 51, kakak angkat Barack Hussein Obama, presiden terpilih Amerika Serikat (AS). Setelah puluhan tahun berpisah, keduanya direncanakan bertemu kembali dalam suasana dan kesempatan yang berbeda. Jika tidak ada kendala, Lia akan menghadiri pelantikan Barack Obama sebagai Presiden AS di Washington DC, 20 Januari mendatang atas undangan khusus dari saudara angkatnya itu. Jika Barry, sapaan kecil Barack Obama, kini menjadi orang nomor satu di AS, Lia masih tetap tinggal di kampung. Selain sebagai ibu rumah tangga, istri Ibnu Sobah, 58, ini juga punya kesibukan sehari-hari mencari rumput untuk kambing yang dia pelihara di Desa Sukasirna, Kampung Babakan Banten, RT 03 RW 09, Cibadak,Sukabumi,Jawa Barat. Saat ditemui di rumah kontrakan anaknya, Ibnu Syaifudin di Jalan Keselamatan Ujung RT007/02 No 9 Manggarai,Jakarta Selatan,kemarin, Lia tampak bersahaja. Wanita kelahiran 17 Agustus 1957 ini sesekali senyumnya tersungging ketika menerima kehadiran SINDO. Ibu dari tiga anak bernama Heni Marlina, 27, Noni Nova, 25, dan Syaifudin ini kemudian memulai pembicaraan. Menurut Lia, sejak Obama terpilih sebagai presiden AS, dirinya telahmendapatundanganuntukmeng
hadiri pelantikan adik angkatnya itu. Undangan berawal ketika utusan yang mengaku dekat dengan Maya Soetoro—adik tiri Obama—menghubungi dirinya,9 November 2008 lalu. Saat itu, wanita berkulit putih dan berkacamata yang diketahui bernama Gelf meminta Lia menghadiri pelantikan Obama. Tidak hanya itu, Gelf juga meminta Lia mempersiapkan diri menjelang pelantikan Barry.Menurut Lia, wanita yang memiliki postur tinggi dan berambut panjang itu memberikan uang sebesar Rp600.000 untuk pembuatan akta kelahiran. ”Karena saya tidak punya akta.Belum tahu untuk apa,” tutur Lia. ”Usai memberikan uang, dia kemudian meminta saya untuk menunggu kabar selanjutnya,” jelasnya. Hingga kini belum ada informasi lebih lanjut mengenai rencana tersebut. Meski demikian, Lia berharap jika pertemuan itu terjadi dia telah menyiapkan boneka monyet dan baju yang diberikan Obama kepada dirinya ketika berpisah di Bandara Internasional Hawaii, AS, pada 1971 silam seusai menjenguk neneknya Madelyn Dunham yang sakit kala itu. Sesekali, Lia yang mengenakan jilbab hitam dan baju lengan panjang dengan motif kembang-kembang ini tampak menerawang ke langit-langit rumah. Lia pun melanjutkan ceritanya. Dua pekan lalu dia mendapat telepon yang memintanya agar menunggu, karena semuanya tengah dipersiapkan. ”Hingga kini saya belum mendapat telepon atau informasi lagi,”katanya. Selain barang-barang milik Barry, Lia juga berniat memberikan pesan yang hingga kini masih terpatri dalam jiwanya. Pesan yang selalu diberikan mendiang ibu Obama, Stanley Ann Dunham ketika kami masih bersama, terutama sebelum makan dan tidur. ”Pesan tersebut yakni, sebelum melihat ke atas,lihat ke bawah, ke kiri dan ke kanan termasuk ke depan dan ke belakang,” kenang Lia. Pesan ini, kata dia, diberikan Ann Dunham agar Barry menjadi orang yang baik dan tidak sombong.
Mungkin, pesan ini sangat bermanfaat bagi Barry untuk lebih bijak dalam menerapkan kebijakan kepada rakyatnya, termasuk kepada semua negara di dunia. Diakui Lia,pertemuannya dengan Barry bermula ketika dia diajak kakeknya almarhum Hamim.Saat itu,dirinya ditinggal di rumah Mbok Siti, pembantu rumah tangga pasangan Lolo Soetoro-Stanley Ann Dunham di Kampung Leuwiliang, Bogor, yang ketika itu hendak ke Cibadak, Sukabumi. Ketika itu usia Lia masih 7 tahun, lebih tua 4 tahun dibandingkan Obama yang lahir di Honolulu, Hawaii, 4 Agustus 1961. Lia kemudian diajak Siti ke Jakarta dan menetap di rumah pasangan suami istri Lolo Soetoro (ayah tiri Obama) dan Ann Dunham. Lia biasa menyapa keduanya dengan Bapak Lolo dan Ibu Eny. ”Waktu itu Maya Soetoro belum lahir,sedangkan Barry masih tinggal bersama neneknya (di Hawaii),”katanya. Setelah beberapa saat tinggal bersama, Eny menjanjikan akan memberikan dirinya adik yang akan menemaninya. ”Tunggu yah, saya akan menjemput adik kamu Barry, biar ada temanmu di rumah,” ujarnya menirukan ucapan Eny. Obama pun akhirnya dibawa ke Indonesia dan sempat mengenyam pendidikan dasar di Jakarta. Tak dipungkiri, selama tinggal bersama, Lia selalu menemani Barry ke manapun. Tidak hanya bermain, bahkan tidur dan mandi bersama.Termasuk bepergian, karena keluarga Barry termasuk gemar berlibur ke tempat-tempat wisata. Beberapa kali dirinya diajak ke Puncak, Yogyakarta, Bali, hingga Tanah Toraja (Sulawesi Selatan) dan Kebun Raya Bogor. ”Anak-anak saya mengajak saya ke Bogor, tapi saya sedih, karena jadi ingat masa lalu,”tuturnya. Di rumah, Lolo dan Eny memanggil Lia dengan panggilan Non yang merupakan sapaan pendek dari Nona. ”Karena selalu dipanggil Non, Barry jadi memanggil saya Mbak Non,”ungkapnya. Dia mengatakan, Barry kecil bertubuh bongsor dan merupakan sosok yang baik dan murah hati. Dia selalu membagi makanan atau jajanan kepada kawan-kawannya.
Mahasiswa Bandung Diundang Alvin Adhitya Arief, 21, tak menyangka, jejaknya merantau ke negeri Paman Sam mengantarkannya menuju Gedung Putih. Wajah Alvin kini lebih sumringah. Sebab, tak lama lagi, dia akan menjadi salah satu tamu penting pelantikan Presiden AS ke-44 Barack Obama pada 20 Januari mendatang. Undangan pelantikan yang dikirim University Presidential Inaugural Conference itu diterima Alvin sejak Februari 2008 lalu. Email yang dikirim panitia tidak lantas dibalas Alvin. Sebab, dia harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan kedua orangtuanya. Alvin kini tercatat sebagai mahasiswa manajemen bisnis di India University di AS. Alvin menjadi bagian dari 1% mahasiswa terbaik di kampusnya bersama mahasiswa dunia lainnya. Sumbangan Pelantikan Walaupun krisis ekonomi melanda AS, sumbangan untuk upacara pelantikan Barack Obama terus mengalir. Hingga kemarin, jumlah sumbangan tersebut mencapai tidak kurang dari USD30 juta selama tiga minggu terakhir ini. Panitia Pelantikan Presiden (PIC) mengatakan sekitar 2.000 donor telah memberikan sumbangannya. Namanama mereka juga telah diumumkan dan sedikitnya 378 donor memberikan sumbangan maksimal USD50.000 untuk perorangan. Untuk perusahaan atau lembaga, sumbangan maksimal ditetapkan USD250.000. Untuk perorangan mereka antara lain para selebriti Hollywood seperti Halle Berry, Samuel Jackson, Sharon Stone, Jammie Foxx, dan beberapa produser terkemuka seperti Jeffrey Katzenberg, Steven Spielberg, Robert Zemeckis, dan James Lassiter. Selain itu, ada juga nama-nama seperti George Soros dan penyanyi legendaris Barbra Streisand. Selain selebriti, ada juga sejumlah eksekutif dan investor seperti pebisnis real estat Herb Miller yang menyumbang USD25.000, Morton Funger sebesar USD50.000 dan Anthony Welters juga sebesar USD50.000. (sucipto/ raka zaipul/irawan nugroho-washington)


http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/203288/38/
Share this article :

0 komentar: