BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » Agresi Israel Ujian bagi Obama

Agresi Israel Ujian bagi Obama

Written By gusdurian on Senin, 05 Januari 2009 | 12.26

AKSI sepihak Israel yang telah melakukan penyerangan ke Jalur Gaza sampai menyebabkan timbulnya ratusan korban jiwa dari warga Palestina menjadi kontraproduktif bagi dunia internasional yang menginginkan sebuah perdamaian.
Komitmen dunia seperti diabaikan, sehingga Israel dengan leluasa menyerang ke wilayah Palestina itu dengan cara membabi buta.Apa yang kita lihat dari agresi Israel ini bukan sekadar dari aspek hegemoni ”superioritas” atas “inferioritas”, tetapi lebih pada perspektif kemanusiaan. Nilai-nilai kemanusiaan yang menjadi bagian penting dalam membangun perdamaian dunia seperti telah dilupakan Israel. Yang muncul justru arogansi dan kesewenang-wenangan. Yang lebih mempertegas terjadinya sebuah paradoks,Amerika yang masih di bawah sisa kepemimpinan Bush, termasuk para sekutunya, tidak menunjukkan sikap yang elegan tetapi justru menjadi bagian provokasi atas legalnya agresi Israel. Seharusnya Bush juga mendengar dan menyerap aspirasi dunia, termasuk rakyat Amerika yang merindukan perdamaian. Kita berpikiran positif bahwa dengan mau mendengar, Bush tidak akan ceroboh dalam membuat statement yang cenderung mengobarkan permusuhan warga di tepi Jalur Gaza dengan Israel.Apa yang tersirat dalam pernyataan Bush yang menyerukan agar sekutunya ikut menekan Hamas yang dianggap telah menyebarkan teror kepada dunia, menjadi bukti autentik bahwa Bush memang bukan tipe pemimpin dunia yang mendorong sebuah perubahan menuju perdamaian.Kasus agresi Israel ini semakin mengukuhkan bahwa Bush bertindak lebih pada keinginan arogansi pribadi, bukan pada landasan keinginan rakyat Amerika dan sebagian besar rakyat dunia. Justru kita semakin curiga, apa yang telah diperbuat Bush yang memosisikan dirinya di belakang Israel ada hidden agenda untuk menutupi kelemahannya.
Kita melihat agresi Israel ke Jalur Gaza bukan secara simpel diartikan sebagai dendampribadi,atauatasalasan Palestina tidak mematuhi komitmen gencatan senjata yang telah disepakati pada 19 Desember lalu, tetapi patut dicurigaisebagaibentukpengalihan isu atas skenario Bush yang tidak ingin terus-menerus dituding sebagai biang hancurnya perekonomian Amerika dan sekutunya. Apa pun, Bush menjadi tokoh penting yang banyak mendapatkan kecaman dunia karena tidak mampu mengatur perekonomian negaranya akibat terlalu mementingkan perang di Irak.Toh,apa yang dilakukan Bush di Irak dengan alasan memerangi terorisme tidak memiliki dasar yang kuat dan agresinya yang menghabiskan uang triliunan juga dianggap gagal bahkan mengundang kecaman keras dari rakyatnya sendiri. Hal lain yang bisa dicermati dari agresi Israel ke Jalur Gaza bisa dilihat sebagai bentuk pengujian sikap presiden terpilih AS,Barack Obama.Pesan yang kita tangkap,Bush bersama sekutunya ingin melihat sikap politik Obama dalam mengurai masalah Timur Tengah.Ada kesan Bush dan sekutunya meragukan sikap politik Obama bahwa Presiden baru ini akan meneruskan sikap politik yang sudah dibangun Bush bersama sekutunya. Selain peran PBB, memang Obama termasuk menjadi faktor kunci dalam membantu menyelesaikan konflik Israel-Palestina. Dunia pun sampai kini menunggu pernyataan Obama, bagaimana dia sebagai presiden AS yang baru, termasuk presiden yang menjadi dambaan masyarakat dunia, bisa bersikap secara obyektif dan cepat memberikan solusi dalam melihat peristiwa agresi Israel ke Jalur Gaza. Memang tidak berlebihan ketika dunia menunggu peran besar Obama dalam melihat kasus agresi Israel ke Jalur Gaza. Obama yang menyebarkan virus perdamaian telah berhasil meyakinkan rakyat Amerika, termasuk dunia bahwa presiden pertama AS dari warga kulit hitam ini benar-benar menjadi harapan baru bagi Amerika dan dunia yang menginginkan sebuah perubahan sikap, meminjam istilah Presiden SBY dari hard power menuju soft power. Sayangnya, Obama sampai sekarang masih diam sehingga diamnya ini menimbulkan banyak pertanyaan.(*)


http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/201878/
Share this article :

0 komentar: