BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » tulisan usman hasan "rumah sakit"

tulisan usman hasan "rumah sakit"

Written By gusdurian on Kamis, 18 Desember 2008 | 11.31

RUMAH SAKITTeman Saya menyampaikan uneg-uneg soal rumah sakit. Dia bilang, dengan nama rumah sakit saja sudah memancarkan sesuatu yang negatif, suram, sedih, penuh penderitaan,. Kenapa ndak ganti saja, cari nama lain, misalnya : rumah kesehatan, gedung pelayanan kesehatan atau apa saja, yang penting jangan “rumah sakit” Kalau ke rumah sakit yang ditemui adalah orang yang pucat, berjalan sempoyongan, terbaring lemas, menderita – ditambah lagi kotornya lingkungan rumah sakit, apalagi pelayanan buruk dan banyak pungli, maka semakin lengkaplah kesan gelap, sedih, suram dan “sakitnya” rumah sakit kita.“Saya beberapa kali membezuk orang di rumah sakit di kota besar, saking bersihnya sehingga rasanya ingin saya berbaring istirahat di lantai.” Demikian saya menanggapi teman saya itu.“Ya, itu rumah sakit elite. Rumah sakit khusus untuk orang-orang kaya dan pejabat sekelas Bupati, Gubernur dan Menteri. Bukan rumah sakit kayak kita di Tolitoli. Rumah sakit kita terkenal dengan pelayanan buruk, lingkungan yang kotor, banyak punglinya, bahkan karyawan mogok. Baru beberapa jam saja mogok sudah ada pasien meninggal. Bagaimana pula kalau sampai beberapa hari mogok ? Demikian kata teman saya.“Sorotan publik bertubi-tubi, ditulis di media sudah keseringan, hearing DPRD pun sudah beberapa kali, tapi tidak banyak merobah pelayanan rumah sakit.” Demikian komentar saya.“Ndk bakalan mempan pak kalau hanya sorotan pers, hearing. Jangankan sorotan pers, hearing. Sedangkan insruksi Bupati pun belum tentu akan efektif. Kita ini kan negara yang pejabatnya paling banyak mengeluarkan instruksi sehingga ibarat obat sudah imun (kebal). Kebal instruksi. Ada Instruksi Presiden percepatan pemberantasan korupsi, nyatanya korupsi jalan terus.. Kalau mengandalkan instruksi, tidak akan efektif. Nabi saja yang manusia terpilih, tidak bekerja berdasarkan mengeluarkan instruksi. Coba dikumpul semua instruksi, mulai dari instruksi Presiden sampai instruksi Kepala Desa, mungkin sudah puluhan ribu banyaknya.
Pernah mendengar ada instruksi Nabi? Ndak ada kan ? . Nabi bekerja berdasarkan praktek, tindakan dan memberikan teladan.Tidak akan ada Islam sehebat dan sebesar sekarang ini kalau nabi Muhamad bekerja dengan mengandalkan instruksi.Coba lah sering Bupati, Ketua DPRD dan pejabat lainnya kalau sedikit batuk pilek, pergi berobat ke rumah sakit umum. Disamping berobat, melakukan penghematan sebab tidak perlu berobat ke Palu, Jakarta, Singapur – juga mendapat kesempatan melihat-lihat dan merasakan rakyat antri, bertatap muka langsung dengan rakyat. Akan banyak kesempatan menanyai pasien, perawat sehingga tahu keadaan rumah sakit dari langsung meninjau, bukan dari penyampaian staf yang asal bapak senang (ABS). Bukan hanya sekedar mengeluarkan instruksi, rekomondasi saja tanpa tahu masalah sebenarnya. Pasti dengan seringnya pejabat kita berobat ke rumah sakit lokal, maka akan banyak manfaatnya terhadap peningkatan rumah sakit. Jangan rakyat disuruh berobat ke rumah sakit dengan fasilitas menyedihkan, sementara pejabat dengan mempergunakan uang rakyat justru pergi berobat ke Palu, Jakarta dan Singapura. “ Demikian teman yang.saya kenal memang “saraf bibir” itu.Saya biarkan saja dia bicara terus, karena pikir saya, membatasi diri berbicara terlalu banyak dan memberikan kesempatan orang berbicara adalah lebih baik dan strategis dalam mengorek keterangan yang pasti banyak manfaatnya.Yang jelas, apa yang dikatakan oleh teman saya itu, adalah sesuatu yang faktual. Mungkin ada manfaat sebagai kritik kepada para pemangku kebijakan.
Usman Hasan
Hp 085241061102
Share this article :

0 komentar: