BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » Megawati Menolak Cawapres Berpola Pikir Presiden

Megawati Menolak Cawapres Berpola Pikir Presiden

Written By gusdurian on Kamis, 18 Desember 2008 | 11.54

JAKARTA(SINDO) – Calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarno putri, kemarin meluncurkan buku berisi kumpulan komentar tokoh nasional mengenai dirinya.
Dalam pidatonya, Megawati menegaskan tidak akan meminang calon wakil presiden (cawapres) yang berpola pikir menjadi presiden pada Pemilihan Presiden 2009. Atas dasar itu, Mega, panggilan akrab Megawati, menegaskan kepada jajaran DPP PDIP untuk selektif dalam menentukan siapa yang akan menjadi pendampingnya nanti.“Yang penting awas lho,aku emohnek nanti wapresku mikirin de’e presiden (tidak mau kalau wapres saya nanti berpikir dirinya itu presiden),”kata Mega. Saat ini banyak tokoh yang mendeklarasikan diri sebagai calon presiden. Namun, tidak satu pun yang menyatakan siap menjadi cawapres. Karena itu PDIP merasa perlu menggodok beberapa nama dan terus menyikapi dinamika politik sebelum menentukan siapa yang bakal diusung menjadi cawapres. “Begitu banyak capres, tapi saya mikir kok nggak ada yang mau untuk jadi cawapres ya? Terus Pram (Sekjen PDIP Pramono Anung) bilang, jadi gimana Bu? Mau nama atau kriteria? Ya kamu sekjen, kamu pikir dong,” ujar Mega menirukan percakapannya dengan Pramono Anung. Buku yang diluncurkan Mega di Jakarta kemarin dibalut judul “Mereka Bicara Mega”.Di antara mereka yang memberikan komentarnya adalah mantan Ketua PP Muhammadiyah Syafi’i Maarif,Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsudin, Ketua PBNU Hasyim Muzadi, mantan Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tandjung, mantan Ketua MPR Amien Rais,Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subijanto,tokoh intelektual Shalahuddin Wahid. Dalam acara tersebut beberapa tokoh nasional juga hadir dan satu per satu didaulat untuk memberikan sambutan.
Mereka di antaranya Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gubernur Gorontalo Fadel Muhammad, Rizal Ramli, Yudi Latif, Sukardi Rinakit, pakar politik dari LIPI Ikrar Nusa Bhakti,Ketua Umum PBR Bursah Zarnubi, capres independen Fadjroel Rahman, dan tokoh perempuan Tuty Alawiyah. Dalam kesempatan itu Mega kembali dengan tegas menyambut positif jika ada tokoh muda yang hendak maju sebagai capres.Namun, majunya tokoh muda tidak perlu mengatakan agar tokoh tua menyingkir dari pentas politik nasional. “Ngapain sih? Kalau yang muda mau maju, ya maju ajalah. Sampai saat ini saya lihat nggak ada yang maju. Kalau mau maju ya maju dong. Kalau gagal, nanti coba lagi. Jangan yang tua-tua disuruh nyingkir.Seperti waktu Pak Tifatul (Presiden PKS Tifatul Sembiring) bilang Ibu Mega nggakperlu lagi (maju). Memang dipikir saya doyan apa jadi calon presiden? Saya ini diangkat dari kongres partai lho, jadi jangan mainmain. Jadi kalau maju ya maju aja, nanti rakyat yang memilih,”ujarnya. Mega juga mengajak Sri Sultan bernostalgia. “Mas Sultan (Sultan HB X), saya punya pengalaman lho dengan Pak Sultan (HB IX). Waktu itu saya mau maju. Saya pikir saya harus menghadap Pak Sultan. Minta dukungan. Kata Mbak Norma (kerabat keraton), menghadapnya kayak menghadap raja.Ya sudah,saya ngomong. Pak Sultan, saya mau maju. Kemudian Pak Sultan bilang, ‘Terus, karepmu opo (keinginanmu apa), Mega. Ya saya bilang saja minta dukungan, maksudnya supaya bisa dapat suara di Yogya.Beliau bilang,Yo wis (ya sudah). Setelah itu saya bingung maksudnya apa. Ternyata, kata Mbak Norma, kalau sudah bilang begitu berarti sabdo pandito ratu(perkataan raja tidak bisa berubah).Dan ternyata,Mas Sultan,saya dapat suara lhodi Yogya.”Cerita Mega itu dibalas senyum oleh Sultan. Mega mengaku kenal baik dengan ayahanda Sri Sultan X,yaitu Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Karena itu Mega mengajak Sri Sultan X yang dia sebut Mas Sultan untuk mengingat kisahnya bersama ayah Sultan. Mega punya kedekatan yang lebih dengan keluarga Sultan. Bahkan tanpa malu Mega menyatakan bahwa kisah hidupnya banyak dibantu oleh Sri Sultan IX.
SetelahituPramono Anung mengatakanbahwaPDIPbaru akan mengerucutkan beberapa nama cawapres yang telah dijaring menjadi lima nama pada Rakernas IV PDIP yang rencananya digelar 27 hingga 29 Januari 2009. “Kita masih terus menunggu dinamika politik yang kian hari terus berkembang,” ungkapnya. Pramono mengakui PDIP hingga kini terus menjaga wacana menyatukan Megawati dengan Sultan. Karena itu, dia sangat menghargai kedatangan Sultan yang lebih memilih untuk hadir ke undangan Megawati dibandingkan menghadiri rapat kerja gubernur se- Indonesia. Di tempat yang sama Sri Sultan mengakui dirinya masih membuka kemungkinan untuk menjadi cawapres pada pemilihan presiden nanti. Namun, untuk saat ini dia tetap akan berjuang sekuat tenaga untuk bisa maju sebagai calon presiden dan terus menggalang agar mendapatkan dukungan parpol hingga 20% kursi DPR dan 25% suara nasional sebagaimana diatur dalam Undang- Undang Pemilihan Presiden. “Yang jelas sama beliau (Mega), saya biasa berkomunikasi. Semua dikomunikasikan,” katanya. PPP Tertarik Sultan Setelah datang pada peluncuran buku Megawati, Sri Sultan juga menghadiri Forum PPP Mendengar dengan tajuk “Presiden Harapan, Harapan Presiden”di kantor DPP PPP, Jakarta, tadi malam. Dalam pidato Sultan bertekad akan mengubah paradigma kebijakan Indonesia dari kontinental ke maritim. Alasannya, wilayah Indonesia sebagian besar adalah perairan, tapi selama ini sektor maritim belum digarap serius. Sultan juga mengaku prihatin dengan reformasi yang jauh dari harapan. Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan Suryadharma Ali mengaku tertarik pada gagasan Sri Sultan dalam menyelesaikan persoalan bangsa. Namun, ketertarikan tersebut bukan berarti PPP mencalonkan Gubernur DIY. “PPP salut pada keberanian Sultan mencalonkan,meski belum punya kendaraan politik,”kata Suryadharma. Dia juga mengaku terkesan dengan Sultan yang tak berambisi dengan kekuasaan, sehingga tak perlu membuat kendaraan politik.
Mengenai diskusi, Suryadharma menjelaskan bahwa acara itu bukan forum uji kelayakan dan kepatutan. Forum itu hanya untuk mendengarkan gagasan kandidat presiden, baik Wiranto,Prabowo, Sutiyoso, Rizal Ramli, Megawati Soekarnoputri, hingga Susilo BambangYudhoyono.Karena itu, sejumlah capres akan diundang ke acara tersebut. “Kita ingin mendengar, siapa tahu ada pikiran brilian, sehingga PPP jatuh hati,”ujar Menteri Negara Koperasi dan UKM ini. (rahmat sahid/ ahmad baidowi)

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/195428/38/
Share this article :

0 komentar: