Gaya Hidup Sihanouk
Written By gusdurian on Senin, 22 Oktober 2012 | 12.46
Senin, 15 Oktober 2012, Norodom Sihanouk,raja legendaris Kamboja, wafat di Beijing pada usia menjelang 90. Dalam wawancara blak-blakan dengan wartawati Italia Oriana Fallaci (Interview with history) Sihanouk mengakui, “Saya memiliki gaya hidup yang luar biasa.
Saya seorang kepala negara yang unik…. Saya senang mobil balap, saya punya sebuah Lancia, sebuah Alfa Romeo, sebuah Mercedez 250 SL. Saya menceburkan diri dalam kegembiraan duniawi. Raja dan presiden negara lain biasanya tidak memimpin orkestra.Saya meniup saksofon dan klarinet. Saya menciptakan lagu dan saya pergi ke daerah-daerah untuk menyanyikannya bersama rakyat.
” Dalam pengasingan di China, Sihanouk masih menggubah lagu. Bahkan sebuah di antaranya, Hiduplah RRC, hiduplah Mao Tse Tung, dinyanyikan di semua sekolah di China. Selain itu, dia juga produser film merangkap sutradara dan pemain utama.Tahun 1968 dia mengadakan Festival Film Internasional Pnom Penh.Pemenangnya memperoleh Apsara Emas.
Secara berturut-turut tahun 1968 dan 1969 Sihanouk yang menjadi pemenangnya. Sihanouk pernah mengatakan bahwa dia adalah perpaduan dari Soekarno dan Nasser. Pangeran yang lahir tahun 1922 (tanggal 31 Oktober pukul 19.00) mengakui bahwa dia adalah seorang playboy. Cinta pertamanya menancap pada penari istana bernama Kanhol.
Hasilnya dua anak: putri Bopha Devi (lahir 1943) dan Pangeran Ranariddh yang lahir setahun kemudian (Ranariddhsekarang pengganti Sihanouk. Dari belasan anak Sihanouk dialah satu-satunya yang berpendidikan tinggi, doktor ilmu hukum dari Universitas Aix-en- Provence, Prancis). Perkawinan ini kurang disenangi oleh istana, karena Kanhol berasal dari keluarga biasa, bahkan ibunya pencandu minuman keras.
Atas desakan keluarga kerajaan, Sihanouk terpaksa menceraikan istrinya.Tahun 1942, Sihanouk menikah dengan “orang dalam” yang masih tergolong tantenya, yakni Sisowath Pongsanmoni. Tujuh anak lahir dari perkawinan ini. Tapi dia belum merasa cukup. “Monogami itu Monoton,” kata Sihanouk. Setelah Nyonya Thach, Sihanouk pun memperistri Sisowath Monikesan, saudara sepupu istrinya.
Anak mereka lahir tahun 1944 bernama Narodipo, dibunuh Khmer merah setelah tahun 1975. Tahun 1955, Sihanouk mengawini saudara sepupunya, Norodom Narleak, yang baru menjadi janda.Hanya 24 jam setelah itu dia pun menikahi Monique Izzi, istrinya yang sekarang. Sebelumnya Norodom Sihanouk juga bermain asmara dengan seorang dara Laos bernama Manivan yang ketika itu masih berusia 12 tahun.
Pekawinan ini(tahun 1949—1952) melahirkan dua putri. Faktor takhayul juga cukup kuat di lingkungan istana. Tatkala Sihanouk dilahirkan pada tahun 1992, dukun istana meramalkan bahwa dia akan mati muda jika tidak dipisahkan dari orang tuanya. Karena itu Sihanouk diasuh oleh buyutnya, Nyonya Chau Khun Pat (73 tahun). Sewaktu Sihanouk akan digulingkan,menurut kepercayaan istana,telah terlihat buaya putih di pinggir Kota Pnom Penh.
Itu pertanda akan terjadi suatu malapetaka.Dan Sihanouk pun setelah dikudeta tidak berani ke Kamboja. Kucing hutan pun dipercayai sebagai pertanda sial. Ketika menikah tahun 1959, putri sulung Sihanouk, Bopha Dewi, menerima kado sebuah kucing hitam yang diawetkan. Bopha cepat-cepat melemparkan kado tersebut, yang sayangnya tidak dibuang keluar istana.Akibatnya, perkawinan itu gagal; telah gonta-ganti kawin-cerai Bopha belum menemukan jodoh yang mantap (gara-gara seekor kucing hitam).
Korupsi Merajalela
Charles Mayer dalam buku Darriere le sourire khmer, menyatakan bahwa selama 15 tahun pemerintahan Sihanouk (1955—1970) praktik korupsi merajalela.Ibu Kota Kamboja, Pnom-Penh, bertambah luas 3 kali sejak tahun 1953 dan menjadi salah satu kota yang teranggun di Asia. Jumlah mobil pribadi selama 20 tahun meningkat 25 kali lipat.
Semua ini, menurut Meyer, bukan berkat boom ekonomi, melainkan karena korupsi yang melahirkan orang kaya baru yang membangun gedung-gedung dan rumah baru. Korupsi sudah menjadi institusi. Seorang pegawai negeri bergaji 5.000 riel bisa mempunyai vila senilai 2 juta riel dan sebuah mobil sedan baru seharga 200.000 riel.
Seorang menteri, jenderal, dan pejabat tinggi yang gaji berkisar 10 sampai 25 ribu riel saja mampu memiliki beberapa rumah mewah serta mobil luks. Tanpa mencoba membasmi sampai ke akar-akarnya, Sihanouk pernah mengangkat seorang jenderal yang terkenal “bersih“, Saukham Koy, sebagai direktur jenderal Bea dan Cukai.
Tapi ini hanya bertahan beberapa bulan. Setelah itu semua pihak di sekeliling Sihanouk meminta supaya jenderal yang jujur itu dicopot.Hal yang sama terjadi terhadap paman Sihanouk yang diangkat menjadi menteri “pembersihan” aparatur negara pada 15 September 1956.Sang Paman yang memiliki integritas tinggi itu langsung mengumumkan untuk melaksanakan operasi “sapu bersih”. Gelombang pertama belasan pejabat tinggi yang korupsi siap untuk diumumkan.
Pada sidang kabinet, dia menyatakan niatnya untuk melaksanakan pengadilan luar biasa dalam kasus pidana korupsi. Terjadi kepanikan di Kamboja. Akhirnya Sihanouk meminta pamannya ini untuk mengundurkan diri. Sebulan kemudian terjadi krisis pemerintahan. Pembersihan memang dilakukan, tapi hanya terbatas kepada koruptor kelas teri,terutama pegawai rendahan. Sihanouk pernah bermukim di Beijing.
Dia diberi sebuah istana yang dilengkapi satu skuadron juru masak kaliber internasional, serta sopir, satpam dan pembantu yang semuanya berjumlah seratus orang. Perjalanannya hilir mudik keliling dunia dibiayai oleh China. Apakah semuanya itu hanya hadiah dari China? Ternyata tidak! China dengan teliti menghitung semua pengeluaran Sihanouk sejak dia hengkang ke Beijing.Semuanya berupa utang tanpa bunga, yang harus dibayar oleh Sihanouk,30 tahun setelah ia kembali memerintah di Kamboja.●
ASVI WARMAN ADAM
Sejarawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/535777/
Related Games
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar