BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » Siaga SMS! (Kan Sebentar Lagi Lebaran)

Siaga SMS! (Kan Sebentar Lagi Lebaran)

Written By gusdurian on Sabtu, 25 Juni 2011 | 19.29

SMS atau short message service atausandek(pesan pendek) bukan hanya bisa merisaukan Kepala Negara, melainkan juga rakyat biasa. Terutama karena banyak jenisnya dan tidak berasal dari “tempat gelap” serta makin merajalela menjelang hari istimewa seperti Lebaran.


Jangan-jangan sengaja dibiarkan berseliweran karena menambah keuntungan operator. Jangan-jangan polisi tidak tertarik menanganinya karena menunggu aduan dan bukan kasus yang seksi.Jangan-jangan memang kita sedang membuktikan kebenaran adanya pembiaran.

Pakai Nama Pengirim

Gangguan sandek sudah lama berlangsung. Mulai dari jenis “dapatkan kredit tanpa agunan” sampai jenis “mama butuh pulsa”atau jenis “ada kecelakaan butuh dana”.Semuanya memakai nomor, tanpa menyebutkan nama. Tapi akhirakhir ini nama pengirim tercetak.“ Salah dua”di antaranya dari Sidomuncul Indosat dan dari Citibank.

Yang pertama memberi tahu saya akan mendapatkan cek tunai sebesar Rp15 juta dengan menghubungi nomor yang tertera jelas.Yang kedua memberi tahu bahwa saya bisa menghubungi nomor tertentu—dan tak boleh nomor atau orang lain—untuk memperoleh dana karena saya dinilai nasabah yang baik.

Karena saya merasa mengenal Irwan Hidayat, pemilik perusahaan jamu yang selalu memudikkan warga Jakarta saat Lebaran dan berwajah Jacky Chan segar, saya mengontaknya untuk mempertanyakan kebenarannya. Hal yang sama saya lakukan ke petugas Citibank, selain titip salam buat Melinda Dee yang tidak saya kenal.

Jawaban mudah diduga.Sandek itu palsu dan sudah banyak korbannya.Mereka yang menghubungi nomor yang diberikan disuruh mengirim duit untuk administrasi atau sejenis itu. Yang ingin saya persoalkan sebenarnya adalah kerugian sebagai konsumen. Ketika menghubungi nomor tertentu dengan sendirinya pulsa saya terkurangi.

Sebaliknya, operator yang menyebarkan itu malah dapat bayaran.Ketika korban— atau calon korban–– menghubungi sana sini,berarti juga berkurang duitnya.Ketika nama perusahaan atau nama produk dicatut, paling tidak tambah populer meskipun untuk membantahnya diperlukan iklan mahal.

Dan Sido Muncul atau Kuku Bima Ener-G (saya kadang membaca sebagai ereksi) bukan satu-satunya atau 10 nama yang dicatut karena mempunyai kedekatan dengan masyarakat. Lalu terpikir seketika,dalam kasus sandek ini,yang diuntungkan adalah para penipu dan operator seluler.Untuk yang terakhir ini,bisakah mereka diajak menjadi filter untuk menyaring atau bahasa besarnya turut bertanggung jawab mengurangi perampokan lembut ini?

Yang Pendek Bisa Panjang

Tadinya berpikir mempertanyakan kepada pihak keamanan, dalam hal ini polisi. Tapi bahasa hukum yang sulit dipahami mengharuskan adanya delik aduan, ini bukan perkara pidana.Di samping itu masalah sandek bukan masalah seksi—dalam pengertian menarik perhatian masyarakat–– dalam arti perkara besar nilai ekonominya.

Bahkan sandek yang dikeluhkan Kepala Negara saja tak bisa dijelaskan. Bahkan mereka––yang kebanyakan orang asing—pelaku utama “mama butuh dana” yang tertangkap, paling jauh, dideportasikan karena alasan administratif keimigrasian. Dengan kata lain, masyarakat tetap saja menjadi korban.

Korban penipuan dan korban pembiaran. Padahal sebenarnya sangat bisa diatasi. Pertama, pastilah pemerintah melindungi warganya.Kalau di bidang lain dikatakan babak belur pembiaran, sekali ini mengambil alih. Kedua, caranya gampang. Tidak menyalahkan operator telepon seluler,melainkan menata kembali peran dan posisi sebagai penyampai berita. Adalah tata krama untuk mengawasi jenis pengirim seperti ini.

Teknologi yang rumit sebenarnya sangat sederhana untuk menelusuri dan menemukan. Sandek adalah masalah sederhana, mungkin tidak sepanas masalah politik, tapi tetap saja merisaukan dan membuat masyarakat dirugikan dan ditelantarkan. Kalau belum bisa memberi perlindungan dan perhatian untuk perkara besar, bisalah dimulai dari yang kecil.

Karena yang kecil-kecil begini bisa menjadi besar—atau sangat besar––dan menyangkut kehidupan masyarakat luas. Sandek beracun ini biasanya mencapai puncak saat menjelang Lebaran.Ketika masyarakat membutuhkan duit dan ada tawaran menggiurkan. Entah kenapa menjelang Lebaran seperti bulan purnama bagi air laut kriminalitas sehingga rumah tahanan atau penjara selalu full house.

Dan sekarang ini kan belum Lebaran, masih bisa diantisipasi. Itu kalau mau. Kalau dibiarkan, yang namanya pendek bisa jadi urusan panjang. Berlaku untuk Kepala Negara dan warga biasa.● ARSWENDO ATMOWILOTO Budayawan

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/408179/
Share this article :

0 komentar: