BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » Nasionalisme Baru Generasi

Nasionalisme Baru Generasi

Written By gusdurian on Senin, 06 Juni 2011 | 15.40

Secara sosiologis, parameter identitas nasional suatu bangsa di samping mempunyai nilai konkret berupa budaya dan keragaman suku bangsanya, juga mempunyai roh persatuan dalam berbahasa dan kondisi geografis yang merupakan identitas yang bersifat alamiah.

Identitas kebangsaan dapat pula diartikan sebagai identitas yang memiliki kesatuan geografis dengan masyarakat yang plural dan selalu terikat satu sama lain. Hal menciptakan karakter bangsa, tradisi, dan kesadaran politik yang tumbuh dari tantangan yang sama yang memiliki ciri yang khas yang membedakan dengan bangsa lainnya. Inilah yang seharusnya menjadi kebanggaan bagi generasi muda saat ini. Identitas kebangsaan merupakan sesuatu yang terbuka untuk diberi makna baru agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi aktual yang berkembang dalam masyarakat.

Namun, makna baru tersebut harus tidak boleh keluar dari prinsip yang telah kita anut seperti ideologi Pancasila, UUD 1945,NKRI,dan Bhineka Tunggal Ika. Melihat perkembangan situasi yang melanda seluruh kawasan Tanah Air akhir-akhir ini, tampak sangat jelas telah terjadi pergeseran makna dan perubahan-perubahan terhadap kesadaran kebangsaan yang kita anut selama ini.Tidak terkecuali terhadap generasi muda Indonesia. Di satu sisi, kerja sama antarwarga masyarakat terus meningkat.Tetapi di sisi lain terdapat kecenderungan paham- paham baru dengan berbagai bentuk dan pola ingin terus memengaruhi dan menguasai pola pikir generasi muda.

Menghadapi fenomena seperti ini tentu saja mengusik kita untuk menanyakan apakah generasi muda Indonesia memiliki ketahanan nasional yang kuat atau kita perlu memikirkan dan menelaah kembali nasionalisme yang telah lahir dari sejarah panjang perjuangan bangsa dan dibangun dengan susah payah oleh para pendiri republik ini. Dalam tulisan ini akan diuraikan bagaimana membangun nasionalisme baru di tengah semakin menurunnya kesadaran kebangsaan di kalangan generasi muda dewasa ini.

Faktor Penghambat

Setelah negara berdiri, nasionalisme seharusnya menjadi kekuatan sosial dan masih tetap berfungsi dalam pembangunan negara dan karakter bangsa. Sementara dalam praktik selama ini terbatas pada retorika dan ketentuan formal sehingga penerapannya banyak melenceng dari sasaran. Faktor penghambat utama tumbuhnya nasionalisme adalah masalah keadilan sosial yang belum tercapai.Apabila masalah keadilan sosial tersebut dilihat secara kasatmata, itu sudah cukup memberi contoh tentang bagaimana cara mengurus dan mengisi kemerdekaan yang salah kepada generasi muda.

Tentu saja hal tersebut pada akhirnya akan memperlemah nasionalisme generasi muda, sehingga nasionalisme yang telah membawa bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan tampaknya tinggal kerangka sejarah yang tidak mampu lagi menyentuh kehidupan berbangsa dan bernegara karena eksistensinya tidak dapat menyelesaikan setiap masalah yang timbul. Faktor penghambat lainnya yang dapat menjadi tantangan terhadap nasionalisme bangsa adalah adanya keinginan mendirikan negara agama, serta ada pemimpin yang tidak dapat memimpin.

Selain itu, ada isu-isu demokratisasi, HAM, lingkungan hidup,liberalisme, dan universalisme yang telah menembus dan merasuki cara pandang dan cara berpikir pragmatis generasi muda Indonesia. Kondisi demikian bukan hanya meminggirkan Pancasila sebagai ideologi negara,tetapi juga UUD 1945,NKRI,dan Bhineka Tunggal Ika yang telah menjadi konsensus nasional yang kita anut.Tetapi juga bisa menghadirkan sistem nilai dan idealisme baru yang dianggap sesuai tantangan dan kebutuhan zaman serta lebih mampu memenuhi setiap aspirasi generasi muda. Itulah sebenarnya yang menjadi kekhawatiran kita bersama saat ini.

Dengan kondisi demikian, bisa saja solidaritas agama menggeser kesetiaan nasional. Universalisme ideologi agama menggeser nasionalisme dan pada akhirnya menghilangkan identitas nasional. Di sinilah pentingnya kita mempertahankan kesatuan ideologi dalam berperilaku,bertindak dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Membangun spirit cinta Tanah Air dengan tujuan membangun generasi yang berbudaya unggul, bangga berbangsa, dan berbahasa Indonesia pada saat ini menjadi masalah pokok dan penting. Terutama dalam membentuk karakter bagi generasi muda Indonesia yang memiliki daya tahan dalam menghadapi dinamika perubahan tersebut.

Nasionalisme Baru

Patriotisme bagi generasi muda harus terus ditingkatkan, yaitu ada suatu generasi yang berpikir integralistik dalam hubungan kesatuan dan keutuhan wilayah dengan semangat otonomi daerah, berbudaya unggul, berpikir rasional, kritis, inovatif, terbuka, dan dinamis yang didasari semangat kepentingan nasional.

Hal itu diperlukan untuk mewujudkan kemakmuran dan keadilan sosial yang sesuai cita-cita dan tujuan nasional. Dalam konsep nasionalisme baru diyakini generasi muda sebagai bagian elemen bangsa akan mendapatkan atau menikmati apa yang menjadi jati dirinya sesuai keadilan dan harkat martabat mereka sebagai generasi muda Indonesia. Setiap keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif yang dimiliki harus dikelola dengan baik sehingga menjadi kekuatan yang dapat mendorong bagi kemajuan bangsa.

Kebijakan apa pun yang menyangkut pembangunan karakter generasi muda harus menyentuh segala bidang yang dapat memberdayakan dan meletakkan generasi muda agar dapat diarahkan untuk mempertebal semangat kebangsaan dan nasionalisme Apabila kekuatan sosial dan kelebihan alamiah ini tidak dikelola dengan baik akan berdampak sangat besar dan dahsyat bagi bangsa. Karena itu, tugas mempersiapkan generasi penerus bangsa dengan mendidik generasi muda dengan nasionalisme baru adalah sangat penting, karena memang mereka bakal hidup bukan pada zaman kita.

Sebetulnya generasi muda Indonesia telah memiliki kesatuan tekad untuk membangun masa depan bersama yang akan mengurus terwujudnya aspirasi dan kepentingan bersama secara adil. Tinggal sekarang bagaimana kita mengatalisasi kemajuan pembangunan oleh generasi muda tersebut.●

RASYID SALIMAN
Dosen ABFII Perbanas Jakarta

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/400227/
Share this article :

0 komentar: