BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » Tuhan dalam Buku Stephen Hawking

Tuhan dalam Buku Stephen Hawking

Written By gusdurian on Senin, 13 September 2010 | 13.50




London, Jumat - Tuhan tidak lagi mempunyai tempat dalam teori-teori penciptaan alam semesta karena serangkaian perkembangan dalam fisika, kata ilmuwan Inggris, Stephen Hawking, dalam sebuah buku baru.

Dalam buku The Grand Design yang ditulis bersama ahli fisika AS, Leonard Mlodinow, Hawking mengatakan, serangkaian teori baru membuat penciptaan jagat raya tidak memerlukan pencipta, menurut surat kabar The Times yang menerbitkan kutipan-kutipan dari buku itu hari Kamis.

Buku baru itu menantang teori Isaac Newton bahwa Tuhan pasti telah terlibat dalam penciptaan karena tata surya kita tidak bisa terbentuk dari kaos hanya melalui alam, tetapi diciptakan oleh Tuhan.

Menurut Hawking, dalam sikap terhadap agama yang berbeda dibandingkan dalam bukunya tahun 1988 A Brief History of Time, Big Bang hanyalah konsekuensi dari hukum gaya berat.

”Karena adanya hukum seperti gaya berat, alam semesta dapat dan akan menciptakan dirinya dari ketiadaan. Penciptaan spontan adalah alasan bahwa ada sesuatu dan bukannya tidak ada, mengapa alam semesta ada, mengapa kita ada,” tulis Hawking.

”Tidak perlu pertolongan Tuhan untuk membuat alam raya tercipta,” katanya.

Hawking (68), yang memperoleh pengakuan global dengan bukunya A Brief History of Time, sebuah kisah asal mula alam semesta, dikenal karena karyanya mengenai lubang hitam, kosmologi, dan gaya berat kuantum.

Sejak tahun 1974, ilmuwan itu telah berkarya untuk menyatukan dua landasan fisika modern—teori umum relativitas dari Albert Einstein, yang mengenai gaya berat dan fenomena skala besar, dan teori kuantum, yang mengenai partikel tingkat subatom.

Hawking telah mencapai ketenaran dunia atas penelitian dan dokumenter televisinya walau menderita penyakit neuromuskular sejak berusia 21 tahun yang membuatnya lumpuh dan bergantung pada synthesizer suara.

Dalam bukunya tahun 1988, Hawking tampaknya menerima kemungkinan seorang pencipta, dengan mengatakan bahwa penemuan sebuah teori yang komplet akan merupakan ”kemenangan akal budi manusia—karena kita akan mengetahui pikiran Tuhan”.

Namun, The Grand Design tampaknya menjauh dari pendapat itu, dengan mengatakan, fisika dapat menjelaskan hal-hal tanpa perlunya pencipta yang membuat alam semesta demi manusia.

Hawking menyebut penemuan sebuah planet yang mengorbit sebuah bintang di luar tata surya kita membantu mendekonstruksi pandangan bapak fisika Isaac Newton bahwa alam semesta tidak bisa muncul dari kekacauan, melainkan diciptakan oleh Tuhan.

Hawking menderita distrofi neuromuskular yang semakin bertambah parah, yang telah membuatnya hampir lumpuh total.

Dia mulai menderita penyakit itu pada awal 20-an tahun, tetapi mampu membuat dirinya sebagai salah satu tokoh ilmiah utama.

Beberapa bulan lalu dia mengatakan bahwa satu-satunya kesempatan umat manusia untuk bertahan hidup jangka panjang terletak pada kolonisasi ruang angkasa karena manusia menghabisi sumber daya di Bumi dan menghadapi sejumlah ancaman baru yang mengerikan.

Dia juga memperingatkan dalam sebuah seri televisi baru-baru ini bahwa umat manusia harus menghindari kontak dengan makhluk ruang angkasa sama sekali karena konsekuensinya bisa sangat buruk.

Tahun lalu Hawking mundur dari jabatan Guru Besar Matematika Universitas Cambridge, sebuah jabatan yang pernah dipegang Newton. (Reuters/AP/AFP/DI)

http://cetak.kompas.com/read/2010/09/04/03125889/tuhan.dalam.buku.stephen.hawking

Share this article :

0 komentar: