BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » Inilah Kisah Kecewa Orang-orang Dekat Megawati...

Inilah Kisah Kecewa Orang-orang Dekat Megawati...

Written By gusdurian on Minggu, 05 Juli 2009 | 15.18

nilah Kisah Kecewa Orang-orang Dekat Megawati...


*JAKARTA, KOMPAS.com — *Beberapa kader PDI dan orang kepercayaan
sekarang berbelok arah mendukung SBY-Boediono. Hal tersebut mereka
lakukan karena merasa kecewa atas sikap Ketua Umum PDI-Perjuangan
Megawati Soekarnoputri.

Seperti yang dikatakan Alex Asmasoebrata. Tokoh balap nasional ini
merasa sebagai pengurus PDI segala pengalaman manis dan pahit bersama
partai banteng itu telah ia rasakan. "Orangtua saya /mimpin/ PDI di
Jakarta selama 25 tahun, lalu dilanjutkan dengan saya 5 tahun. Berarti
sudah 30 tahun keluarga saya membesarkan PDI. Banyak kenangan manis yang
saya dapat, tapi tak sedikit pula kenangan pahit saya telan," ujarnya di
Jakarta, Jumat (3/7).

Aspirasi yang ia sampaikan hanya dianggap angin lalu dan tidak pernah
terakomodasi. Hal yang sama ia alami selama bertahun-tahun. Tak hanya
itu, tanpa alasan yang jelas, Megawati menolaknya saat diajak berjabatan
tangan. "Bayangkan saja orang yang mengangkat Mega, melantik Mega,
membiayai dan lainnya itu, salaman kepada saya tidak mau, dan buang muka
apa pantas?" tanyanya.

Pada saat itu Alex tidak emosi, yang ia lakukan hanya tersenyum dan
menguatkan tekad untuk mendukung SBY pada pilpres tahun 2004 silam.
"Waktu saya gabung dengan SBY, dia belum jadi apa-apa, masih jadi Menko
Polkam. Tapi saya saya pikir dia satria piningit dan memimpin bangsa
degan amanah," ujarnya.

Pengalaman lain dipaparkan oleh Ratna Purnami, salah satu orang
kepercayaan Megawati. Dirinyalah yang matian-matian membujuk Alex
Asmasoebrata untuk mendukung Megawati agar dapat menjadi Ketua Umum PDI
di tahun 1995. Saking dekatnya Ratna dengan Mega, orang-orang di
sekelilingnya sampai mengeluarkan guyonan, Mega hanya dapat tidur satu
selimut dengan dua orang, yaitu Taufik Kiemas dan Ratna.

Namun selama dekat dengan Mega, ternyata Ratna menyimpan suatu
kekecewaan. Dirinya tidak cocok dengan gaya kepemimpinan Mega. "Kalau
ada yang bilang Mbak Mega bilang dekat dengan rakyat itu tidak benar.
Bagi saya memimpin /wong cilik/ itu tidak seperti ini. Mbak Mega juga
bukan orang yang pemaaf," ujarnya.

Namun, Ratna enggan untuk menceritakan lebih mendalam kekecewaan yang
dialaminya. Ia berdalih, waktunya belum tepat. "Banyak hal lah yang saya
alami. Setelah pilpres mungkin akan saya ungkapkan secara detail. Tapi
saya tidak menyesal meninggalkan Mega, walau saya disebut panglima
Mega," tuturnya.

Setelah meninggalkan Mega, kemudian Ratna bergabung dengan Alex
Asmasoebrata untuk mendukung SBY. "Dari dulu Pak Alex memang atasan
saya, dan saya tidak keberatan dengan hal itu," ujarnya seraya tertawa.

Kisah lain dipaparkan Markus Wauran, mantan kader PDI ini juga membelot
disebabkan ia tidak cocok dengan sifat Megawati yang tidak mudah
memaafkan. Menurutnya, hal tersebut tidak sesuai dengan sifat Bung
Karno. Selain itu, ia juga menyesalkan sikap Megawati yang tidak melayat
saat Sophaan Sofian meninggal. "Dalam politik itu ada perdebatan tapi
jangan hilang pertemanan, kita jadi politisi sekaligus negarawan," tuturnya.

"PDI itu partai kalah terus. Selama puluhan tahun kita hidup kalah
terus. Kami sudah pensiun dan enggak mau berkecimpung di partai yang
kalah terus, ingin ada di partai yang menang biar bisa hidup tenang,"
urainya.

*http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/07/03/17060867/Inilah.Kisah.Kecewa.Orang-orang.Dekat.Megawati...*
Share this article :

0 komentar: