Umi Halimah Saadah, Pewarta Warga Terbaik Februari 2009
Ditulis Oleh Redaksi
11-03-2009,
Setiap pagi, Umi mengajar pendidikan Agama di SD. Sore hari, dia mengajar di Madrasah Diniyyah di desanya. Umi juga aktif berkegiatan bersama warga di lingkungan tempat tinggalnya: bergabung sebagai panitia Pemilu, mengisi kuliah Ramadan di masjid, anggota Badan Permusyawaratan Desa, Ketua Karang Taruna, aktif di kegiatan PKK, memimpin jamaah pengajian ibu-ibu, dan masih banyak lagi.
"Karena keaktifan saya ikut kegiatan sosial di desa sampai ada orang bilang kalau saya Srikandhi-nya desa," ujarnya.
Umi merasa, sampai saat ini budaya patriarki masih erat dengan kehidupan masyarakat, bisa dilihat dari berbagai kegiatan yang hampir semuanya dimotori mayoritas oleh laki-laki. Di desanya, Desa Derekan, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang, Umi menjadi satu-satunya perempuan yang ikut nimbrung dalam kegiatan kemasyarakatan yang notabene dihuni para lelaki. "Kegiatan itu saya lakoni sudah sejak lulus SMA," katanya.
Sejak muda, Umi sudah merasa tidak cocok dengan budaya patriarki yang begitu lekat dan dekat dengan lingkungan terdekatnya. Dia mulai menemukan referensi soal feminisme dan kesetaraan jender saat mondok sembari bersekolah di pondok pesantren Futuhiyyah Mranggen, Demak.
"Ternyata itu bukan saja masalah pribadi saya, namun juga sebuah isu yang ketika itu sedang hangat diperbincangkan. Mulai saat itu saya selalu berusaha agar tidak kalah dengan laki-laki," akunya.
Sekembalinya Umi dari pesantren dan hidup di masyarakat, dia selalu mendapat kesempatan untuk bekerja sejajar dengan laki-laki, meskipun tak banyak rekan perempuan di bidang yang dinilai sangat 'lelaki'.
Kini, Umi tak hanya mengabdi untuk masyarakat. Ia telah menikah, dan sedang mengandung anak pertamanya. Perut buncitnya tak menghalangi dia beraktifitas, justru membuatnya mencari jalan lain untuk terus berbagi: lewat tulisan. Salah satu tulisannya, Perempuan Memakai Celana Panjang, Haramkah? , mendapat begitu banyak respons dari pembaca.
Umi juga pernah menuliskan pengamatannya terhadap tingkah polah para calon legislatif yang berkampanye hingga ke pintu-pintu rumah warga.
Di tengah segala kesibukannya, saat ini Umi masih dalam proses menyelesaikan pendidikan S-2 di IAIN Walisongo Semarang.
"Kepribadian yang grapyak, semanak, adaptif, komunikatif, membuat saya dekat dengan orang-orang sekitar, dari balita sampai manula. Dengan anak didik pun saya tidak bisa kalau harus mengambil jarak. Saya lebih enjoy jika mereka menganggap saya seperti teman, sebaliknya saya dengan mereka."
Umi yang aktif, berpikiran kritis, memang layak mendapatkan predikat sebagai Srikandhi di desanya. Tak berlebihan pula kiranya bila tulisan-tulisannya di Suara Warga mengantarkan dia mendapat predikat pewarta terbaik di bulan ini.
http://citizennews.suaramerdeka.com/index.php?option=com_content&task=view&id=713&Itemid=1
Umi Halimah Saadah, Pewarta Warga Terbaik Februari 2009
Written By gusdurian on Kamis, 12 Maret 2009 | 12.41
Related Games
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar