Eranya Pemutar Blu-ray
Harga yang mahal masih menjadi kendala utama penyebaran.
Sejak Toshiba pada awal 2008 mengumumkan tidak lagi mengembangkan HD DVD, satu-satunya cakram optik definisi tinggi yang ada saat ini tinggal blu-ray.
Cakram blu-ray dikembangkan oleh Blu-ray Disc Association, yakni grup para pabrikan pembuat barang elektronik, di antaranya Panasonic, Pioneer, Sony, Samsung, Sharp, dan LG Electronics.
Bukan hanya mereka, semua studio film besar masuk dalam kubu Blu-ray Disc Association ini. Misalnya, Twentieth Century Fox, Walt Disney Picture Group, dan Warner Bros Entertainment Inc.
Sampai akhir 2008, lebih dari 1.220 judul film blu-ray tersedia di Amerika Serikat; lebih dari 720 judul ada di Jepang; dan lebih dari 890 judul tersedia di Australia.
Nah, bagi para penggemar bioskop rumah, pemutar cakram blu-ray kini layak dipertimbangkan. Pasalnya, pemutar blu-ray dapat mengantarkan kualitas gambar yang luar biasa. Film bioskop di-encode dalam resolusi 1080 p dan kaya warna.
Ada banyak pilihan pemutar blu-ray saat ini. Panasonic DMP-BD35 misalnya, merupakan pemutar blu-ray stand alone yang menawarkan dukungan Profile 2.0. Artinya, alat ini mampu mengakses internet jika film-film itu mengandung fitur spesial, BD-Live. Contohnya pada film Transformers dan Walk Hard.
Panasonic DMP-BD35 berdesain ramping dengan berat sekitar 2,8 kilogram dan bodi berwarna hitam. Peranti ini dibanderol US$ 300 (sekitar Rp 3 juta).
Bagi yang menyukai Netflix, Samsung menyediakan kemampuan streaming itu pada produknya, pemutar blu-ray BD-P2550. Tak hanya itu, pemutar ini juga menyediakan akses ke layanan musik streaming gratis Pandora. Ini menjadikannya pemutar pertama yang bisa streaming ke Pandora.
Desain luar Samsung BD-P2250 tampak minimalis dengan balutan warna hitam glossy. Satu lagi kelebihan produk ini adalah tersedianya memori internal sebesar satu gigabita.
Namun, dalam hal harga, pemutar Samsung ini lebih mahal dua kali lipat dari pemutar Panasonic MP-BD35, yakni US$ 650 (sekitar Rp 6,5 juta).
Sony juga punya andalannya, Sony BDP-S550. Harganya US$ 400 (sekitar Rp 4 juta). Seperti juga produk Samsung, Sony menyediakan akses Netflix.
Untuk media penyimpanan tambahan, Sony juga menyediakan port USB. Sayangnya, tidak semua penggerak USB bisa muat pada port itu. Sebagai konsekuensi, Sony memberikan penggerak USB Micro Vault Tiny berkapasitas satu gigabita.
Memang, harga yang relatif mahal masih menjadi kelemahan dalam penyebaran pemutar blu-ray. Kisaran harga untuk peranti ini adalah Rp 2,5 hingga Rp 8 juta. Tapi, bagi Anda yang masih bisa bersabar, tunggulah sampai akhir tahun ini.
Soalnya, Lite-On, perusahaan pembuat aksesori komputer, berencana mengeluarkan pemutar blu-ray murah pada tahun ini. Seperti dikabarkan oleh Economic Daily News, pemutar blu-ray Lite-On itu dibanderol seharga US$ 150.
Lite-On memang terkenal sebagai pemasok pemutar blu-ray untuk para pembuat komputer pribadi. Lite-On juga memiliki pengalaman dalam pembuatan bioskop rumah melalui beberapa model perekam DVD/VCR Combo murah.
Jadi, buka tak mungkin Lite-On juga memproduksi pemutar blu-ray-nya. Bisa jadi, akhir tahun ini blu-ray benar-benar menjadi mainstream pemutar cakram video definisi tinggi. Kita tunggu saja. DODY HIDAYAT
http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/02/07/Tempo_Gading/krn.20090207.156033.id.html
Eranya Pemutar Blu-ray
Written By gusdurian on Minggu, 08 Februari 2009 | 11.39
Related Games
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar