ABDULLAH MUBAROK & ANTON ALIABBASGeliat kampanye kubu Susilo Bambang Yudhoyono makin rajin dan terkadang ramai digunjingkan. Kali ini, iklan harga BBM turun yang diusung pun deras dihujani kritik tajam. SBY tidak boleh mengklaim keberhasilan?Bagi Partai Demokrat, mengangkat isu penurunan harga BBM sebagai tema kampanye adalah sah. Sebab, kebijakan itu memang prestasi kabinet yang dipimpin SBY. "Dalam sejarah, belum pernah presiden Indonesia menurunkan harga BBM. Ketika naik, ya naik. Ketika turun, ya turun," jelas Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Ahmad Mubarok.Menurut Mubarok, Golkar juga bisa saja ikut mendaku capaian pemerintah. Sebab, Golkar juga merupakan salah satu parpol yang ikut menyokong kabinet. "Golkar boleh bilang seperti itu juga. Turunnya harga BBM berkat kinerja partainya," ujar dia.Ia mengaku tidak ambil pusing dengan cibiran pihak lain. Sebab, kebijakan tersebut memang hasil keberanian SBY menaikkan dan menurunkan harga BBM. Apalagi ketika menaikkan harga BBM, popularitas SBY dipertaruhkan. Padahal, keputusan itu ditetapkan SBY supaya cadangan keuangan negara tidak habis.
Partai Golkar sendiri menyayangkan dengan aksi klaim kubu SBY tersebut. Iklan itu menunjukkan seolah-olah keberhasilan hanya milik SBY. "Iklan seperti itu sangat disayangkan. Keberhasilan pemerintah itu kan keberhasilan kolektif, bukan keberhasilan satu partai," ujar fungsionaris Golkar Happy Bone Zulkarnaen.Menurutnya, keberhasilan dan kegagalan pemerintah merupakan hasil kerja banyak partai. Karena itu, iklan tersebut tidak mendidik masyarakat menjadi lebih baik. "Masyarakat juga tahu. Jadi jangan sampai waktu prestasinya diklaim sebagai prestasi satu partai, tapi saat menghadapi suatu risiko, diajak sama-sama. Itu tidak fair kalau gitu caranya," cetus Happy.Hal senada juga dilontarkan Sekretaris FPDIP DPR, Ganjar Pranowo. Dirinya mempertanyakan kesahihan iklan tersebut. Sebab, penurunan harga BBM bukan keinginan pemerintah. "Yang menaikkan harga BBM itu pemerintah. Sedangkan mulai dari DPR, Komisi VII, dan masyarakat justru yang meminta harga BBM turun," ujarnya.Dirinya menilai iklan tersebut merupakan pengakuan yang belebihan. Alasannya, iklan itu seakan menunjukkan kerja keras SBY telah berhasil menurunkan BBM. "Masyarakat bisa diperdaya dengan iklan tersebut. Meski kita partai oposisi, tapi kinerja SBY itu didukung oleh banyak partai. Jadi bukan hanya Partai Demokrat saja," kata Ganjar.Pengamat politik UI, Boni Hargens, berpendapat apa yang dilakukan Demokrat dalam iklan kampanye adalah bentuk penipuan. Seharusnya, iklan tersebut juga disertai argumentasi yang jelas. "Itu penipuan gaya baru. Harga BBM itu turun akibat risiko dari krisis global, yakni karena harga minyak mentah dunia ikut turun. Bukan karena jasa partai," ketus Boni.Boni menilai SBY justru telah gagal dalam banyak hal. Buktinya, SBY tidak mampu mengurangi angka kemiskinan. "Apa gunanya BBM turun atau gratis? Sedangkan harga beras masih melambung tinggi. Jumlah pendapatan seseorang yang diterima masih di bawah rata-rata per hari. Biaya hidup dan sekolah masih mahal," pungkas Boni.
Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia Ray Rangkuti menambahkan, iklan tersebut memang bersifat manipulatif. Karena itu, lawan politik SBY bisa membuat iklan tandingan yang bisa menjatuhkan popularitas pemerintah. "Iklan itu manupulatif. Perlu ada iklan yang dapat menjelaskan manipulasi itu dari parpol atau masyarakat. Ini bisa dijadikan 'umpan'. Tinggal partai oposisi atau yang lain bisa menerima umpan ini," usul Ray.Apa yang dilakukan SBY dalam sebenarnya lumrah saja. Sebagai capres incumbent, SBY tentu akan lebih memilih menjual berita positif yang sudah diraih. Sehingga mau tidak mau, iklannya pun tidak ubahnya seperti mengklaim keberhasilan.Tindakan kubu SBY ini juga sebenarnya tidak berbeda dengan yang dilakukan Megawati pada 2004 lalu. Mega juga mengeksploitasi capaian pemerintahan dalam berkampanye. Meski kemudian, iklan tersebut toh juga tidak banyak membantu menaikkan suara.Akan lebih elegan kalau lawan politik SBY juga berlomba membuat iklan tandingan. Tidak hanya sekadar menjual tampang, tetapi menawarkan program yang akan dilakukan. Tanding iklan seperti ini jauh lebih baik ketimbang mengkritik tanpa ada aksi nyata.Publik tentu mengharapkan pemimpin 5 tahun ke depan lebih baik dari yang ada sekarang. Kalau memang pesaing tidak mampu melawan dengan cara dan tindakan yang cerdas serta memberi harapan yang cemerlang, ya tentu jangan salahkan rakyat bila memilih SBY yang kembali menjadi pemenang.
http://waspada.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=60020&Itemid=71
Salahkah SBY beriklan BBM turun?
Written By gusdurian on Senin, 05 Januari 2009 | 11.57
Related Games
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)


0 komentar:
Posting Komentar