Pernikahan Dini Dinilai Kejahatan

Pernikahan Dini Dinilai Kejahatan
JAKARTA - Sekretaris Jenderal Komisi Nasional Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait menyatakan pernikahan anak usia dini dengan orang dewasa atau sesama usia dini merupakan kejahatan kemanusiaan. "Dilihat dari mana pun, tidak ada sisi positifnya," kata dia seusai acara diskusi “Program Pemenuhan dan Perlindungan Anak, Pernikahan di Bawah Umur dalam Perspektif Perlindungan Anak” di Jakarta kemarin.

Komisi Perlindungan Anak, kata dia, akan mengumpulkan ulama dan tokoh keagamaan untuk merumuskan sosialisasi mengenai hal ini ke masyarakat, terutama di wilayah pedesaan. Apalagi, Majelis Ulama Indonesia dalam pertemuan di Padang Panjang pekan lalu telah mengharamkan pernikahan dini.

Dokter spesialis kebidanan dan kandungan, Rudy Irwin, menyatakan secara medis perempuan yang menikah di bawah usia 20 tahun sangat rentan terkena kanker leher rahim (serviks). Selain itu, kanker serviks bisa terjadi pada perempuan yang melahirkan di bawah usia 20 tahun dan berganti pasangan seksual. "Perempuan yang menikah di bawah usia 20 tahun 58,5 persen lebih rentan terkena kanker serviks," kata dia.

Setiap tahun sekitar 500 ribu perempuan didiagnosis menderita kanker serviks dan lebih dari 250 ribu di antaranya meninggal dunia. "Saat ini ada 2,2 juta perempuan yang menderita kanker serviks," kata Rudy.

Sekretaris Jenderal Indonesian Conference on Religion and Peace Siti Musdah Mulia menyatakan terjadinya pernikahan dini karena beberapa faktor, seperti kemiskinan dan keinginan menaikkan status ekonomi. "Tapi yang paling kentara yaitu faktor budaya," kata dia.

Ia menjelaskan, pemahaman banyak orang tua akan konsep anak juga belum jelas. Mereka acap kali menganggap anak adalah investasi, sehingga keberadaannya harus berguna bagi keluarganya. "Ada juga mitos yang menyebutkan menikahi anak-anak dapat membuat lelaki jadi perkasa dan awet muda," katanya. "Budaya itu harus diubah. Di situlah peran pemuka agama dan pemuka masyarakat jadi penting." REH ATEMALEM SUSANTI



http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/01/29/Nasional/krn.20090129.155179.id.html