Obama Reformasi Program Bailout

Pemerintah akan menyampaikan rencana detail penyelamatan eko- nomi AS beberapa pekan ke depan.

S ELAIN paket stimulus US$850 mi liar, Pre si den AS Barack Obama juga berencana mere for masi penggunaan dana bailout Program Penyelamatan Sek tor Finansial (Troubled Asset Relief Program/TARP) senilai US$700 miliar.
"Kita berharap dalam beberapa minggu mendatang rancang an detail penyelamatan ekonomi yang komprehensif itu telah selesai dibuat," kata Timothy Gei thner, menteri keuangan yang ditunjuk oleh Barack Obama, seperti dikutip Reuters, kemarin.

Geithner mendesak Kongres untuk menyetujui reformasi program bailout US$700 miliar yang akan dikonsentrasikan untuk menolong bisnis kecil dan keluarga yang kehilangan pekerjaan serta tempat tinggal mereka.

Stimulus juga difokuskan untuk menstabilkan gejolak kredit perumahan, memperkuat sistem perbankan, dan mendorong kredit konsumer. "Kita harus mereformasi program ini secara fundamental untuk memastikan bahwa masih ada dana yang tersedia dalam pemulihan finansial," cetus Geithner.

Untuk mengatasi krisis, lanjut dia, aksi halus harus dibarengi dengan aksi keras agar sejalan. Langkah-langkah komprehensif dalam beberapa pekan ke depan harus diambil untuk melawan krisis finansial terburuk sejak Great Depression.

"Biaya yang harus dikeluarkan pada masa krisis semakin membengkak apabila tidak ada aksi yang dilakukan dengan se genap kekuatan yang kita miliki sekarang," ujarnya.

''Jika rencana kita efektif dilakukan, kita seharusnya mampu mengurangi risiko penurunan ekonomi karena suku bunga turun dan kemudian mekanisme kredit di pasar akan mengalir kembali,'' kata Geithner.

Ethan Harris, mantan Fed Economist New York yang sekarang sebagai Kepala Riset Ekonomi Barclay Capital di New York mengatakan yang dibutuhkan saat ini adalah kese lu ruhan upaya untuk membereskan seluruh aspek permasalahan yang ada. "Jangan sampai ini gagal karena ketiadaan ke yakinan diri," ujarnya.

Di tempat terpisah, departemen keuangan AS kini tengah meminta laporan bulanan dari perbankan yang mendapatkan modal terbanyak dari program TARP kepada Citigroup Inc, Bank of America Corp, dan 18 penerima dana lain pada 16 Januari 2009. Dokumen permintaan itu menyatakan Depkeu juga menginginkan perincian pembelian surat berharga berbasis hipotek dan aset Ekonomi Asia Perekonomian negara-negara besar di Asia semakin terpuruk akibat krisis keuangan global. Di Jepang, resesi ekonomi diproyeksikan masih akan terjadi selama dua tahun berturut turut. Perekonomian terbesar di Asia itu diproyeksikan akan berkontraksi 1,8% pada tahun ini dan 2% pada tahun berikutnya.

Adapun ekspor Jepang anjlok 35% pada Desember 2008 jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya. Angka ekspor menjadi 4,83 triliun yen atau US$54,27 miliar. Jepang mencatat defisit perdagangan 320,7 miliar yen (US$3,6 miliar) pada Desember 2008.

Untuk menangkal krisis lebih dalam, Bank Sentral Jepang (BoJ) kemarin mengumumkan langkah-langkah baru untuk mengatasi kekeringan kredit dengan membersihkan asetaset yang berisiko di pasar. BoJ akan membelanjakan hingga tiga triliun yen (US$33,7 miliar) untuk membeli surat utang korporasi jangka pendek.

Sementara itu, ekonomi China tercatat hanya tumbuh 9% pada 2008. Kembali terperosok ke dalam satu digit untuk pertama kalinya dalam enam tahun akibat krisis global.

Ekonomi Korea Selatan memasuki kondisi terburuknya sejak krisis finansial Asia Timur satu dasawarsa lalu. Pertumbuhan ekonomi negeri terbesar keempat Asia itu melemah 5,6% pada Oktober hingga Desember berbasis kuartalan ketimbang kenaikan 0,5% pada ku artal ketiga. Itu merupakan terburuk sejak kuartal pertama 1998, pada saat produk domes tik bruto (PDB) turun 7,8% kuartal ke kuartal.

Di Singapura, Menteri Keuang an Tharman Shanmugaratnam menyatakan anggaran 2009 menyediakan paket ketahanan ekonomi yang seluruhnya mencapai 20,5 miliar dolar Singapura (US$13,63 miliar) tahun ini. (AFP/Ant/E-5) heni@mediaindonesia.com

http://anax1a.pressmart.net/mediaindonesia/MI/MI/2009/01/23/ArticleHtmls/23_01_2009_015_001.shtml?Mode=1