Angka-Angka Depkeu yang Melegakan
Lembaran 2009 dibuka dengan banyak kabar gembira. Dari dalam negeri, Departemen Keuangan merilis data kinerja makroekonomi yang angka-angkanya cukup melegakan. Dari luar negeri, pasar modal regional diawali dengan kenaikan indeks secara signifikan. Dua faktor itu diharapkan menjadi modal berharga bangsa Indonesia untuk mengarungi 2009 yang penuh ketidakpastian.Ya, ketika negara-negara lain mencatat pertumbuhan ekonomi minus atau resesi, Indonesia masih mampu membukukan kenaikan tinggi. Merujuk catatan Depkeu terbaru, tahun lalu perekonomian Indonesia tumbuh 6,2 persen dibanding 2007. Meski itu di bawah target APBN Perubahan 2008 yang dipatok 6,4 persen, angka 6,2 persen terbilang cukup kencang.Seandainya pada kuartal ketiga dan keempat tidak terjadi perlambatan, bisa dipastikan pertumbuhan tahun lalu lebih tinggi daripada target APBN Perubahan 2008. Selain angka pertumbuhan, Depkeu mencatat tingkat inflasi 2008 mencapai 11,4 persen dan suku bunga SBI 3 bulan rata-rata 9,3 persen. Lalu, kurs rupiah rata-rata Rp 9.691 per USD; harga minyak mentah USD 96,8 per barel; dan lifting minyak 931 ribu barel per hari.Yang melegakan, defisit APBN Perubahan 2008 jauh lebih kecil dibanding target, yakni hanya Rp 4,2 triliun (0,1 persen PDB). Padahal, dalam APBN Perubahan ditargetkan Rp 94,5 triliun atau 2,1 persen PDB. Dengan begitu, masih banyak anggaran sisa yang bisa dimanfaatkan pada tahun anggaran 2009.Dari mancanegara, beberapa bursa Asia pada transaksi pembukaan 2009 terlihat menguat tajam. Dipimpin indeks Hangseng Hongkong, penguatan perdagangan perdana memberikan angin segar di tengah kekhawatiran global. Volume perdagangan bergerak cepat dipompa saham-saham berbasis komoditas.Indeks Hangseng menguat tajam 655,33 poin (4,55 persen) ke level 15.042,81; indeks Straits Times Singapura melonjak 68,15 poin (3,87 persen) ke posisi 1.829,71; dan indeks Kospi Korea Selatan meningkat 2,9 persen ke posisi 1.157,40. Sementara sejumlah bursa Asia lainnya masih belum bertransaksi karena libur panjang akhir tahun.Bursa-bursa Eropa juga menguat tajam saat pembukaan transaksi awal tahun kemarin. Indeks saham FTSE 100 London, DAX Frankfurt, dan CAC 40 Paris rata-rata melejit hampir dua persen.Apakah itu pertanda pasar mulai menemukan jati dirinya? Sulit untuk memastikan. Sebab, kemarin baru hari pertama transaksi di pasar modal. Dan biasanya, pada awal tahun terjadi January Effect, di mana terjadi rally panjang yang melejitkan indeks harga saham secara keseluruhan. Kita baru bisa menyimpulkan pasar mulai pulih atau tidak memasuki akhir Februari dan awal Maret. Pada bulan-bulan itu, akan ketahuan pola sebenarnya yang terjadi di bursa.Untuk Indonesia, pasar modal baru dibuka Senin pekan depan. Kita semua berharap Bursa Efek Indonesia (BEI) tertular gairah bursa-bursa dunia. Harapan yang sama kita alamatkan pada kinerja makroekonomi Indonesia. Dalam hal ini, pemerintah masih punya kartu truf. Yakni, sisa anggaran pada 2008 yang belum terpakai senilai Rp 51 triliun.Anggaran sebesar itu bisa dimanfaatkan untuk tambahan stimulus fiskal yang rencananya dirilis pemerintah pada 5 Januari. Meski terbilang kecil dibanding stimulus yang diberikan negara-negara lain di dunia, angka tersebut cukup untuk memacu pertumbuhan. Syaratnya, harus dimanfaatkan untuk proyek-proyek yang mampu menggerakkan perekonomian. Kita semua berharap tahun 2009 yang diawali dengan optimisme benar-benar membawa aura positif.
http://jawapos.com/halaman/index.php?act=detail&nid=44329
Angka-Angka Depkeu yang Melegakan
Written By gusdurian on Sabtu, 03 Januari 2009 | 10.58
Related Games
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar