BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » 15 Januari, BBM Bisa Turun Rp500/Liter

15 Januari, BBM Bisa Turun Rp500/Liter

Written By gusdurian on Sabtu, 03 Januari 2009 | 11.36

JAKARTA (SINDO) – Harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium dan solar bisa turun masingmasing Rp500 per liter pada 15 Januari 2009. Dengan demikian, harga premium bisa menjadi Rp4.500 per liter dan solar Rp4.300 per liter.
Deputi Direktur ReforMiner Institute Nanda Avianto Wicaksono mengatakan, pemerintah masih memiliki ruang untuk kembali menurunkan harga BBM bersubsidi . Sebab, harga keekonomiannya lebih rendah dibanding harga jual di dalam negeri. Menurutnya, harga keekonomian premium saat ini sekitar Rp3.300 per liter, jauh di bawah harga jual yang ditetapkan pemerintah, Rp5.000. ”Setelah dipotong pajak, sebetulnya pemerintah masih bisa mendapatkan keuntungan sekitar Rp1.000 per liter. Nah, kalau saja keuntungan itu dipotong Rp500 untuk subsidi, pemerintah masih bisa untung,” ujarnya di Jakarta kemarin. Sumber SINDO di pemerintahan memastikan pemerintah dalam waktu dekat segera menurunkan harga premium dan solar. Pengumuman harga BBM yang baru akan disampaikan pertengahan bulan ini. ”Untuk premium batas minimal penurunannya Rp500, solar juga sama,”ujarnya. Dia menuturkan, saat ini kebijakan penurunan kembali harga BBM masih dalam tahap pengolahan.Pemerintah berharap penurunan harga BBM untuk yang ketiga kali ini dapat mendorong penurunan harga-harga, termasuk tarif angkutan umum. ”Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal saat ini terus merundingkan soal penurunan tarif ini dengan pengusaha angkutan umum, terutama Organda. BBM kan mau turun lagi, jadi kalau nanti angkutan umum nggak turun juga, itu sangat keterlaluan,” katanya.
Sebelumnya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro menuturkan, pemerintah akan meninjau ulang harga premium dan solar pada 15 Januari 2009. Peninjauan ulang ini sebagai bentuk penerapan formula penetapan harga BBM yang dilakukan setiap bulan. Wakil Ketua Panitia Anggaran DPR Harry Azhar Azis mendukung rencana penurunan kembali harga BBM. Dalam perhitungannya, apabila harga minyak di pasar internasional bertahan di kisaran USD40 per barel, harga solar bisa turun Rp500 per liter pada 15 Januari 2009. Namun, untuk harga premium hanya bisa turun Rp200 dari harga saat ini Rp5.000 menjadi Rp4.800 per liter. ”Pada masa tiga bulan ini harga minyak mentah dunia kemungkinan bisa stabil di kisaran USD40 per barel,” ujarnya kepada SINDO di Jakarta kemarin. Dia mengatakan, kendati harga BBM kembali diturunkan, pemerintah masih bisa menghemat sekitar Rp1,25 triliun dari subsidi energi yang dialokasikan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Namun dia mengingatkan, penghematan subsidi sebaiknya tidak dibelanjakan seluruhnya, tetapi disisihkan untuk mengantisipasi kemungkinan lonjakan harga minyak mentah dunia pada waktu mendatang. ”Sisakan sekitar 15–20%,” katanya.Sisa dari penghematan tersebut dapat dipakai untuk menambah subsidi energi saat harga minyak mentah kembali tinggi. Dengan demikian, nanti pemenuhan subsidi tidak melalui pemotongan anggaran sektor lain. Biaya Transportasi Nanda Avianto Wicaksono menilai penurunan harga BBM bersubsidi sebanyak dua kali pada Desember 2008 lalu belum berdampak optimal dalam mendorong kegiatan ekonomi di dalam negeri. Dia beralasan, penurunan itu belum diikuti penyesuaian biaya transportasi. ”Pemerintah tidak tegas mendorong asosiasi perusahaan transportasi menyesuaikan tarif dengan penurunan harga BBM.Akibatnya, dampak penurunan harga BBM masih belum bisa terasa optimal,”ujarnya. Menurut Nanda, penurunan harga BBM bersubsidi seharusnya bisa mendorong kegiatan ekonomi di dalam negeri.Sebab, besaran harga yang diturunkan terbilang signifikan dalam memangkas biaya ekonomi masyarakat.
Per 1 Desember lalu,harga jenis premium diturunkan sebesar Rp500 menjadi Rp5.500 per liter. Lalu pada tanggal 15 di bulan yang sama, pemerintah kembali menurunkan harga premium sebesar Rp500, sehingga harga jualnya tinggal Rp5.000 per liter. Pemerintah juga menurunkan harga solar menjadi Rp4.800 per liter dari sebelumnya Rp5.500 per liter. ”Melihat besaran penurunannya (harga BBM), sebetulnya tidak ada alasan bagi sektor transportasi untuk tidak menyesuaikan tarif. Terlebih kontribusi biaya transportasi mencapai 12– 15% dari total biaya hidup harian masyarakat,” kata Nanda. (rarasati syarief/meutia rahmi/zaenal muttaqin)

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/201462/38/
Share this article :

0 komentar: