BERITA DARI ANDA UNTUK MEDIA KLATEN

Home » » Boediono : Kurs Rupiah kembali Tembus 12.000

Boediono : Kurs Rupiah kembali Tembus 12.000

Written By gusdurian on Jumat, 13 Februari 2009 | 12.24

NILAI tukar rupiah kembali menembus level Rp12.000 per dolar AS, kemarin, meski akhirnya ditutup di Rp11.650/ Rp11.700 per dolar AS atau merosot 274 poin dari penutupan hari sebelumnya.
"Ada pergerakan di pasar. Itu memengaruhi mata uang lain. Ini karena ada gejolak dolar itu sendiri. Di luar itu, mungkin ada faktor domestik karena ada kebutuhan-kebutuhan," ujar Gubernur Bank Indonesia (BI) Boediono, di Jakarta, kemarin.

Selain faktor global, salah satu penyebab lunglainya rupiah adalah tingginya permintaan domestik akan dolar akibat beberapa transaksi derivatif yang dikabarkan mulai jatuh tempo.

Termasuk transaksi derivatif valas spekulatif, yang diprediksi BI berjumlah kurang lebih US$4 miliar.

Di sisi lain, pengamat pa sar uang Tony Mariano menilai tingginya permintaan greenback sangat dipengaruhi kekhawatiran pasar terhadap resesi global.

Investor kembali mengurangi aset-aset dengan imbal hasil tinggi di emerging market (risk aversion). "Selain itu, dolar secara global masih kuat terhadap mata uang di dunia. Dolar diuntungkan karena safe factor di saat ketidakpastian ini," ujarnya.

Namun, Tony menilai BI sudah berperan cukup baik dalam mencegah rupiah bergerak liar. Intervensi BI, kemarin, membuat kurs rupiah terangkat ke level Rp11.700, setelah sempat jatuh ke Rp12.050.

Hal itu ditegaskan Boediono yang mengatakan BI senantiasa berada di pasar guna menjadi stabilisator. Apalagi, BI masih memiliki amunisi yang cukup besar dari devisa sebesar US$51,6 miliar pada akhir 2008.

Ia mengakui bahwa jumlah itu memang paspasan. Sebab, negara sebesar Indonesia idealnya memiliki cadangan devisa di atas US$60 miliar. "Kami setuju untuk menghadapi krisis masa depan, cadangan devisa harus lebih daripada itu. Maka kita akan upayakan cara-cara lebih efektif," kata Boediono.

Untuk itu, BI berencana menyelesaikan perjanjian bilateral swap dengan Jepang dalam bulan ini.

"Itu bukan saja swap antara BI dan bank sentral Jepang. Namun, kami juga bisa membeli dolar dari Jepang dengan jaminan rupiah untuk kebutuhan jangka pendek," ungkapnya.

Upaya lain dalam menjaga stabilitas kurs adalah dengan menyediakan fasilitas repo (gadai) surat berharga berdenominasi dolar AS bagi perbankan dengan masa jatuh tempo maksimal satu bulan.

Boediono juga menyatakan pemerintah tengah menata ulang alur devisa hasil ekspor, khususnya yang terkait dengan BUMN, agar memperkuat cadangan dan pasokan dolar di pasar domestik.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyebab melemahnya kurs rupiah kemarin tidak dapat dinilai dari peristiwa harian saja.



http://anax1a.pressmart.net/mediaindonesia/MI/MI/2009/02/03/ArticleHtmls/03_02_2009_013_005.shtml?Mode=1
Share this article :

0 komentar: